Friday, July 23, 2021

Seekor Keledai

 Ini cerita yang sangat terkenal. Cerita tentang seorang ayah dan anak yang sedang menempuh perjalanan sambil membawa seekor keledai. Dan komentar orang-orang tentang itu.

Mereka berdua menaiki keledai itu. Lalu orang-orang mencibir. Kalian tidak berperasaan. Lihat keledai itu hampir mati kelelahan. Itu komentar pertama.

Lalu, sang ayah turun. Dan si anak tetap menaiki keledai itu. Dan orang-orang juga mencibir. Anak durhaka. Membiarkan ayahnya berjalan. Sementara kau duduk di atas keledai.

Lalu mereka merubah posisi. Kali ini, ayah yang mengendarai keledai. Si anak berjalan. Lalu orang-orang berkomentar. Ayah yang jahat. Tega membiarkan anaknya dalam kelelahan.

Mendengar komentar itu, lalu mereka berdua menuntun keledai itu. Dan orang-orang masih saja berkomentar. Kalian berdua bodoh. Kenapa tidak menunggagi keledai itu.

Lalu, akhirnya mereka berdua sadar. Meski mereka menggendong keledai itu lalu menempuh perjalanan. Orang-orang tetap akan berkomentar.

Saudara. Masalahnya bukan pada mereka berdua atau pada keledai. Tapi pada orang-orang yang berkomentar. Sebuah komentar selalu mencerminkan kualitas seseorang.

Jika komentar baik, itulah yang ada di kepalanya. Sebaliknya. Jika komentarnya selalu miring, itulah isi kepalanya. Teko hanya akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.

Jika kita mengisi teko dengan kopi. Itu yang akan mengisi cangkir ketika teko dituangkan. Jika kita mengisi teko dengan racun, itu pula yang akan mengisi cangkir.

Wahai sahabat. Apa yang keluar dari diri kita adalah cerminan kualitas kita. Karena itu, perbaiki kualitas. Pastikan kualitas diri kita baik. Karena itu yang akan keluar dari lisan, tulisan, muapun perbuatan kita.

Kembali pada cerita tentang keledai. Yang perlu kita lakukan hanya fokus dengan apa yang menurut kita paling baik. Jangan terlalu menghiraukan perkataan orang.

Anggap saja itu angin berlalu. Ada kalanya menyejukkan. Membawa damai. Itu angin sepoi. Ada kalanya juga membuat ribut. Itu yang sering disebut angin ribut.  

Memang lidah tak bertulang. Dan selalu ingin digoyangkan. Satu perbuatan baik jauh lebih berarti dari seribu komentar. Apa lagi jika komentarnya tidak baik.

Ambil sisi baik dari apa saja yang orang katakan. Jika perkataan mereka tidak baik. Jangan terlalu diambil pusing. Karena kita yang paling mengerti diri kita sendiri.

Share:

1 komentar:

Anonymous said...

👍

Definition List

Support