Hai!
Maaf, aku masih menulis tentangmu, meski
barangkali susunan aksara ini tak sudi terjamah
olehmu. Namun, andai kelak tak sengaja kau
membacanya, semoga aku telah sembuh dari
luka, aku sudah mampu melepasmu dengan rela,
aku telah menjadi aku yang kau temui sebelum
mencintaimu, aku yang sudah tak lagi merasakan
debar saat tak sengaja menatapmu samar.
Maaf, andai semua coretanku membuat semua
orang berpersepsi negatif tentangmu. Sungguh
tak ada niat sedikitpun membuat namamu buruk.
Kau tahu, aku adalah wanita yang mati-matian
meyakinkan dunia bahwa kau adalah salah satu
orang baik yang pernah kutemui di dunia ini.
Aku meyakini bahwa kebaikan itu benar adanya.
Bahkan sampai hubungan kita telah berakhir
sekalipun, kebaikan-kebaikan itu masih tetap
tertinggal di hati. Kau yang sama sekali tak pernah bernada tinggi, kau yang mengajariku menjadi baik
hati, sebab kau tahu aku adalah sosok pendendam
sejati.
Berbulan-bulan setelah kita usai, aku masih
berharap hubungan kita tak benar-benar selesai.
Selama itu pula aku masih memikirkan cara agar
hubungan kita direstui semesta. Namun, semua
harapanku pupus setelah kuketahui kau telah
bersama dia. Bahkan, aku harus dihadapkan pada kenyataam pahit bahwa kau telah mendekatinya
sejak kita masih bersama.
Pertanyaanku hanya satu, mengapa? Kau lelah
berjuang, ya? Berat sekali jalan yang harus
kita lalui, ya? Kau pasti letih selalu mendapat
penghinaan dan bahkan terus disalahkan? Kau
pasti berpikir hubungan kita tak bisa diselamatkan,
hingga mencari cadangan?
Andai benar demikian, mengapa tak kau putuskan
hubungan denganku terlebih dahulu? Mengapa
harus menunggu aku yang mengakhiri? Berat
sekali saat kuketik kata break yang kuimbuhi
dengan kalimat, "Kalau diantara kita sudah lelah
menunggu dan memilih mencari pengganti, tolong
kabari."
Kini kutahu mengapa kau tak mengabari, sebab kau sudah mendapatkan penggati sebelum kita usai.
Terlepas dari kekecewaanku, aku tidak bisa
sepenuhnya menyalahkanmu. Aku akan menjadi
keterlaluan jika kubilang kau jahat, padahal
sebelumnya aku telah menyaksikan kau berjuang
dengan hebat.
Kesimpulan dari perjalanan kita adalah kita tidak
ditakdirkan berjodoh. Itu saja.