Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Pada kesempatan saat ini tidak lupa saya wasiatkan pada diri saya
pribadi serta jama’ah seluruhnya, marilah kita tingkatkan kualitas iman serta taqwa
kita, dikarenakan iman serta taqwa yaitu sebaik-baik bekal untuk menuju
kehidupan di akhirat kelak.
Jamaah jum’at yang berbahagia...
diantara perihal yang menyibukkan hati kaum muslimin yaitu mencari rizki. serta menurut pengamatan, beberapa besar kaum muslimin memandang bahwa berdasar dengan Iislam dapat kurangi rizki mereka. Lantas bukan sekedar hanya itu, apalagi lebih kronis serta menyedihkan bahwa ada sebanyak orang yang tetap akan melindungi beberapa keharusan syari’at Islam namun mengira bahwa bila pingin mendapatkan kemudahan di bidang materi serta kemapanan ekonomi sebaiknya menutup mata dari hukum-hukum Islam, terlebih yang sehubungan dengan hukum halal serta haram.
Mereka itu lupa atau berpura-pura lupa bahwa Allah men-syari’atkan agamanya
cuma untuk panduan untuk ummat manusia didalam perkara-perkara kebahagiaan di
akhirat saja. walau sebenarnya allah mensyari’atkan agama ini juga untuk
menunjuki manusia didalam urusan kehidupan serta kebahagiaan mereka didunia.
Sebagaimana Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas
Radhiallaahu anhu , ia berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ
النَّبِيِّ n: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Sesungguhnya do’a yang sering diucapkan Nabi adalah,
“Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat,
dan jagalah kami dari siksa api Neraka”. (Shahihul
Al-Bukhari, Kitabud Da’awat, Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid Dunya Hasanah,
no. Hadist 6389, II/191).
Ma'asyirol Muslimin a’azza kumullah ...
Allah dan RasulNya tidak meninggalkan umat Islam tanpa
petunjuk dalam kegelapan dan keraguan dalam usaha mencari penghidupan. Tapi
sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah diatur dan dijelaskan. Sekiranya
ummat ini mau memahami dan menyadarinya, niscaya Allah akan memudahkan mencapai
jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari setiap arah, serta akan dibukakan
untuknya keberkahan dari langit dan bumi. Oleh karena itu pada kesempatan kali
ini kami ingin menjelaskan tentang berbagai sebab di atas dan meluruskan
pemahaman yang salah dalam usaha mencari rizki .
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar
(memohon ampun) dan taubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah
tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya:
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada
Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
Yang dimaksud istighfar dan taubat di sini bukan hanya
sekedar diucap di lisan saja, tidak membekas di dalam hati sama sekali, bahkan
tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Tetapi yang dimaksud dengan
istighfar di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani
adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar
lisan semata.”
Sedangkan makna taubat sebagaimana yang dijelaskan
oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena keburukannya,
menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak
mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai ganti). Jika
keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.
Begitu pula Imam An-Nawawi menjelaskan: “Para ulama
berkata. ‘Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa)
itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak
manusia maka syaratnya ada tiga:
1.
Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut.
2.
Ia harus menyesali perbuatan (maksiat) nya.
3.
Ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi.
Jika salah satu syarat hilang, maka taubatnya tidak
sah.
Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka
syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di atas ditambah satu, yaitu hendaknya
ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika berupa harta benda maka ia
harus mengembalikan, jika berupa had (hukuman) maka ia harus memberinya
kesempatan untuk membalas atau meminta maaf kepadanya dan jika berupa qhibah
(menggunjing), maka ia harus meminta maaf.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya (surat Nuh:
10-12) berkata: “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun
kepadaNya, niscaya Ia akan memperbanyak rizki kalian, Ia akan menurunkan air
hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi,
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu, memperbanyak harta dan
anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya terdapat
macam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara
kebun-kebun untuk kalian.
Imam Al-Qurtubi menyebutkan dari Ibnu Shabih,
bahwasannya ia berkata: “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan
Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah
kepada Allah! Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau
berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain lagi berkata
kepadanya, ’Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!!’ maka
beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristighfar kepada Allah! Dan yang
lainnya lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau
mengatakan (pula),’Beristighfarlah kepada Allah!.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Kemudian di ayat yang lain Allah yang menceritakan
tentang seruan Hud kepada kaumnya agar beristighfar.
“Dan (Hud berkata),’Hai kaumku, mohonlah ampun kepada
Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia kan menurunkan hujan yang
sangat lebat atasmu dan Dia akan membawa kekuatan kepada kekuatanmu dan juga
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Hud:
52)
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang
mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud memerintahkan kaumnya untuk beristighfar
sehingga dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintah-kan
bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti
ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga
keadaanya.
Dan pada surat Hud di ayat yang lain Allah juga
berfirman:
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya (jika kamu mengerjakan yang demikian (niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai pada waktu yang
telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku
takut akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Hud: 3).
Imam Al-Qurthubi mengatakan:”Inilah buah istighfar dan
taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai
manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Allah tidak akan
menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan
sebelum kalian.”
Ma'asyirol Muslimin A’azza kumullah ...
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata,
Rasulullah bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ
هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ
يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada
Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan
untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang
halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Dishahihkan
oleh Imam Al-Hakim (AlMustadrak, 4/262) dan Syaikh Ahmad Muhammad Syaikh
(Hamisy Al-Musnad, 4/55)
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam hadist yang mulia ini, Nabi menggambarkan
tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar.
Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Esa, Yang memiliki kekuatan akan
memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah diharapkan
serta tidak pernah terbersit dalam hati.
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki
hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar, baik dengan ucapan maupun
dengan perbuatan. Dan hendaklah kita selalu waspada! dari melakukan istighfar
hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para
pendusta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak
diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
dengan sesungguhnya.
Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita
tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bahwasannya telah disyari’atkan oleh Allah kepada kita untuk senantiasa
ber-istighfar dan taubat dengan lisan yang disertai perbuatan. Karena istighfar
dan taubat dengan lisan semata tanpa disertai dengan perbuatan adalah pekerjaan
para pendusta.
2.
Bahwasannya dengan istighfar dan taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa
hambaNya, Allah akan menurunkan hujan yang lebat, Allah akan memperbanyak harta
dan anak-anak, Allah akan menjadikan untuknya kebun yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai. Jadi dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan
pintu-pintu rizki dan keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
Karena itu, marilah pada kesempatan ini kita berdo’a
kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa dan menjadikan kita termasuk
orang-orang yang pandai ber istighfar agar Allah senantiasa membukakan pintu
keberkahan dari langit dan bumi.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang
selalu bertaubat dan beristighfar, dan mudahkanlah rizki -rizki kami,
lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan-keadaan kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang
pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di
akherat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a. Wahai
Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ
فِي الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا حَيُّ يَا
قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.
Bacaan khutbah Jum’at Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ
خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ
أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ.
0 komentar:
Post a Comment