Magic Hours (Sebuah Novel yang Terbengkalai)

Seorang gadis yang sangat cantik yang turun dari go car menujuh tempat parkir disebuah hotel, dimana hotel tersebut adalah tempat dimana dia melaksanakan kegiatan bimtek digitalisasi. Dia bernama “Ayu”.

Untukmu, Aku Menunggu Walau Kisah Kita Berjalan Tak Menentu

Cerita ini sambungan dari sebuah postingan sebelumnya yaitu " Magic Hours ", cerita ini sama dengan judulnya, yaitu menceritakan bagaimana keajaiban dari sebuah waktu,, terkadang kita mengabaikan sebuah waktu dan pertemuan, belajar dari waktu, membuat diri ini akan percaya bahwa ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal, menyerah atau berjuang.. selamat membaca...

Pengalaman menjadi Mahasiswa Baru

Tidak terasa saat ini saya sudah menjadi mahasiswa baru. Pengalaman pertama kali ke kampus ya pada saat mengikuti Technical Meeting fakultas, rasanya tuh agak minder namanya aja pengalaman pertama kali.

CARA MENGHOSTING WEBSITE DI 000WEBHOST

Berikut ini adalah panduan langkah-langkah menghosting website/toko online di 000webhosting, sebelum nya jangan lupa lihat video tutoril cara menghosting website di 000webhost pada link chanel YouTube kami.

LAPORAN KKN IAIN BUKITTINGGI

Kelompok 58 adalah kelompok yang kami dapatkan, dikelompok tersebut awal nya kami tidak pernah mengenal satu sama lain maupun bertemu sebelum nya, tetapi pada akhirnya di kegiatan KKN 2019 lah kami dipertemukan, diperkenalkan.

Saturday, February 27, 2021

SELF EDITING NASKAH NOVEL

SELF EDITING

Oleh: Zeki Marzuki

Di dalam dunia tulis menulis, pengeditan punya peran cukup penting. Karena dalam proses ini dilakukan pembetulan dan perbaikan atas kesalahan-kesalahan naskah kita. Baik dari segi tata bahasa maupun isi.

Beruntung mereka yang memiliki editor yang bisa memeriksa tulisan sebelum di publikasikan. Tapi, bagi seorang penulis yang tidak memiliki editor, mengedit sendiri adalah pilihan yang dengan sangat terpaksa harus ditempuh.

Namun, ada sisi baiknya. Dengan mengedit sendiri, selain tidak bergantung pada orang lain, kita juga dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap naskah kita sendiri. Bahkan sampai ke setiap huruf. Apakah itu dalam naskah berupa naskah pendek seperti artikel, atau naskah panjang seperti buku.

Bahkan, untuk menawarkan sebuah naskah ke penerbit yang sudah tersedia editor di sana, mengedit secara mandiri terlebih dahulu akan meningkatkan kualitas naskah kita. Sehingga, peluang untuk lolos lebih tinggi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mendiskusikan beberapa hal yang kiranya penting untuk dilakukan. Terutama dalam mengedit naskah secara mandiri terhadap naskah yang akan dipublikasikan.

Pengeditan naskah ada dua wilayah. Yaitu editing dalam hal tata bahasa dan editing dalam hal isi. Pertama, editing tata bahasa. Ada beberapa level. Yaitu level kata, kalimat, paragraf, dan sistematika.

Pada level kata, jelas kesalahan dalam pengetikan harus diminimalisir. Ingat, dalam naskah sepanjang 1.000 kata saja, orang akan lebih banyak berkomentar terhadap satu atau dua kata yang salah ketik, dan tidak berkomentar terhadap 998 kata yang pengetikannya sudah benar. Walau mungkin, komentarnya hanya dalam pikiran.

Karena itu, sebisa mungkin memperkecil kesalahan dalam pengetikan kata. Termasuk juga soal penggunaan imbuhan. Apakah itu awalan, akhiran, dan seterusnya.

Kemudian, tanda baca juga menjadi salah satu objek pengeditan bahasa. Harus dipastikan, penggunaan tanda baca sudah tepat. Apakah itu titik, koma, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, dan seterusnya.

Begitu juga soal penggunaan huruf kapital, cetak miring, cetak tebal, penulisan dialog, penulisan bahasa asing, dan seterusnya. Harus disesuaikan dengan ketentuan. Karena itu, tidak ada salahnya mengikuti Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Penggunaan kata juga perlu diperhatikan. Apakah sudah tepat atau belum. Karena itu, akan sangat baik jika merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Untuk menghindari kesalahan penulisan kata, kita bisa mengaktifkan fitur pengecekan ejaan kata (spell check) pada perangkat lunak yang kita gunakan untuk menulis. Ini cukup membantu dalam memeriksa kesalahan penulisan kata. Namun, memang tidak semua kesalahan terdeteksi.

Kemudian, penting juga untuk menghindari spasi ganda antar kata. Ini membuat naskah tidak sempurna. Untuk menghindari spasi ganda, kita bisa menggunakan fitur replace all. Dengan fitur itu, kita bisa ganti semua spasi ganda dengan spasi tunggal. Baik spell check maupun perlace all, keduanya biasa saya gunakan dalam proses self editing. Cukup membantu.

Kemudian pada level kalimat. Memang pada umumnya sebuah kalimat harus memiliki subjek, predikat, objek, dan keterangan. Itu susunan lengkap. Namun, menurut saya, pada kasus tertentu, bisa melenceng dari itu. Selama masih bisa dipahami. Dan tentu, untuk pertimbangan nilai sastrawi.

Kemudian, jangan lupa untuk menggunakan kalimat efektif dan mudah dimengerti. Hindari kalimat yang tidak efektif. Ingat. Susunan kalimat penting untuk diperhatikan. Karena paragraf adalah susunan dari kalimat-kalimat itu.

Selain itu, pastikan antar kalimat bersambung. Ini untuk membuat paragraf yang mengalir. Selain itu, juga untuk menghindari patahan antar kalimat dalam paragraf.

Pada level paragraf, pastikan satu paragraf hanya memuat satu ide pokok. Adapun selebihnya adalah kalimat penjelas dan pelengkap saja. Ini untuk menghindari agar pembaca tidak bingung. Dan mudah memahami narasi. Kita bisa gunakan struktur paragraf induktif atau deduktif. Ini pilihan saja.

Kemudian, pastikan satu paragraf dengan paragraf setelahnya dan sesudahnya bersambung. Ini berfungsi untuk menghindari patahan antar paragraf. Supaya menghasilkan narasi yang mengalir.

Kemudian, yang tidak kalah penting adalah pengeditan pada level sistematika tulisan. Pada umumnya, artikel pendek terdiri dari pembuka, pembahasan, dan penutup. Agar enak dinikmati, kita perlu membuat ketiganya harmoni.

Pembuka memuat pengantar kepada isu. Termasuk mengapa isu tersebut penting untuk ditulis. Kemudian, pembahasan berisi persoalan apa saja yang perlu dibahas dalam isu tersebut. Juga berbagai kerangka analisa dan penafsirannya. Kemudian, penutup berisi kesimpulan, termasuk juga opini kita.

Ingat. Kita harus mengemas pembuka dengan kalimat yang menarik. Ini berfungsi untuk menarik minat pembaca. Sedangkan penutup berisi kesimpulan yang berupa jawaban kita atas isu tersebut. Dalam proses editing, kita harus menyelaraskan seluruh bagian ini.

Dalam mengedit naskah buku juga demikian. Pastikan sistematikanya baik. Setiap bab juga perlu diatur porsinya. Jangan sampai satu bab terlalu panjang. Dan satu bab lain pendek. Atau sebaliknya. Jadi, itu beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan dalam pengeditan bahasa.

Kedua, editing dalam hal isi. Dalam hal ini, yang diperiksa adalah keaslian naskah, logika tulisan, dan validitas sumber jika kita menggunakan sumber. Paling tidak, ini tiga hal penting yang perlu diperhatikan.

Terkait keaslian naskah, tentu untuk menghindari penjiplakan. Jika sejak awal kita sudah berkomitmen untuk menghindari penjiplakan, tentu kita tidak perlu susah payah untuk melakukan ini. Dengan demikian, beban kita dalam melakukan editing secara mandiri makin berkurang.

Dalam soal logika tulisan, pastikan segalanya sudah masuk akal. Tidak ada kontradiksi. Baik pada level kalimat, paragraf, maupun secara keseluruhan naskah. Ini berlaku baik untuk karya non fiksi maupun naskah fiksi.

Kemudian. Validitas sumber penting juga untuk diperiksa. Terutama jika kita menggunakan sumber untuk membuat tulisan tersebut. Ini berlaku terutama dalam karya non fiksi.

Begitu juga soal sudut pandang penulisan. Harus dipastikan konsisten. Apakah menggunakan sudut pandang orang pertama, kedua, atau orang ketiga. Ini sangat penting.Terutama soal naskah fiksi. Sudut pandang penulisan harus konsisten dalam keseluruhan naskah.

Kemudian. Pemangkasan kadang juga perlu. Apakah pemangkasan kalimat atau paragraf. Melakukan pengeditan secara mandiri harus tega melakukan ini. Walaupun berat. Karena kita harus menghapus karya kita sendiri. Tentu dengan tujuan meningkatkan kualitas naskah.

Satu hal yang penting juga. Kita harus memisahkan antara penulisan dan pengeditan. Artinya, selesaikan tulisan terlebih dahulu. Baru kemudian melakukan pengeditan. Karena mencampuradukkan keduanya akan mengganggu proses penulisan. Dan tidak jarang, karena hal itu, proses penulisan tidak selesai. Selain itu, pengeditan juga tidak efektif.

Karena itu, pada umumnya, untuk mengedit secara mandiri, perlu mendiamkan tulisan kita beberapa waktu. Tidak langsung mengedit. Kita perlu jeda untuk menyegarkan pikiran kita. Agar mampu secara efektif mendeteksi kesalahan. Walaupun, berapa lama jeda itu, juga tidak ditentukan waktunya.

Memberikan jeda sebelum mengedit menurut saya sangat penting. Jika kita memaksakan langsung mengedit tanpa jeda, risikonya sangat tinggi. Karena sangat mungkin ada kesalahan yang lolos.

Saya sering melakukan ini. Langsung mengedit naskah setelah menulis. Dan hasilnya, selalu tidak memuaskan. Sangat sering masih ada kesalahan, meski tidak terlalu fatal.

Yang tidak kalah penting adalah, ketelitian dalam melakukan pengeditan. Kita tidak bisa lakukan pekerjaan ini secara sembrono. Perlu ketelitian dan ketenangan. Huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Karena itu, kesabaran sangat diperlukan.

Di akhir ulasan singkat ini. Satu hal yang kita pelajari. Bagi seorang penulis, mengedit merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki. Demikian beberapa teknik singkat dalam mengedit naskah secara mandiri ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih. []

Share:

Friday, February 26, 2021

Antara Hujan aku dan rindu

 HUJAN

 

Dikala hujan sore hari itu

Aku bersama kamu menikmati setiap tetes air hujan yang membasahi seluruh badan

Untuk sesaat aku bisas melupakan semua hal yang menyakitkan dihidupku ketika aku bersamamu

Aku selalu merasa bahagia saat berada disisimu

Aku selalu menikmati setiap detiknya bersamamu

Namun...

Waktu itu pun akhirnya tiba

Waktu dimana aku akhirnya menikmati hujan sendiri tanpa hadirnya kamu

Sempat aku berpikir, kemanakah kamu? Kamu yang selalu menikmati hujan bersamaku...

Oh mungkin kamu sedang sibuk dengan segala runtinitasmu

Baiklah kutunggu kau kembali

Sehari... dua hari.. tiga hari..

Kemanakah kamu?

Sekarang aku menikmati hujan sendiri tanpa hadirnya kamu disisiku

Berat. Sulit bagiku, sungguh aku sangat merindukan hadir mu lagi

Aku selalu berharap kau kembali bersamaku ditempat ini

Hujan, tolong sampaikan rinduku padanya

Katakan bahwa aku sangat merindukan hadirnya kembali, ditempat ini.

Menikmati setiap tetes air hujan hingga pelangi itu pun muncul

Sunggu bahagiaku hanya sesederhana itu.

Hujan, pelangi dan kamu itu bahagiaku..

Tuesday 9.40am

 

Share:

Thursday, February 25, 2021

GORESAN HATI

 GORESAN HATI

Aku Cuma Berpesan... Jika Bukan Aku Yang Ada Di Hatimu.. Mudahan Kamu Bahagia..

Jika Benar Aku Ada Kesempatan Dihatimu.. Ijinkan Aku Membuatmu Bahagia Dengan Cara Ku Sendiri...

Aku Benar Tak Bisa Memberikanmu Apapun..

Tapi Insyaallah Aku Akan Memberikan Duniaku Dan Kehidupan Ku Untukmu...

Dan Yang Harus Kamu Tau.. Janganlah Melihat Seseorang Itu Dari Luarnya...

Belom Tentu Luar Itu Mencerminkan Dalamnya...

Terkadang Kita Susah Menentukannya Dan Memilihnya...

Karena Hidup Ini Pilihan..

Jika Kita Tak Sanggup Ataupun Tak Bisa Memilih Kita Tak Akan Pernah Bahagia Dengan Pilihan Yang Salah...

Percayalah senyuman itu akan slalu terukir di senyuman mu..

Kamu harus tau.. hati ini pernah sakit karena kecemburuan dan kebohongan.. dan aku takut dan sangat takut sampai saat ini..

Pada hari itu.. aku sangat merasakan keindahan bersama mu,,, ntah ngak tau apakah itu akan jadi milik aku atau ngk...

Bunga tak akan bisa mekar tampa  di sirami...

Cinta tak akan pernah indah jika tak di lewati bersama..

Tak selama apa yang di inginkan jadi kenyataan..

Dan aku tau itu semua...

Jika MIMPI aku hanya sebatas mimpi.. aku pengen tak bangun lagi...

Supaya aku bisa bersama mimpi aku itu...

Tapi kenpa.. namanya mimpi tetap lah mimpi.. hnya bisa jadi bunga tidur buat aku.,....

#zeki Marzuki

12 Juli 19 jam 20:30 Kkn lurah parik padang pariaman

 

Share:

SARAPAN PAGI

 SARAPAN PAGI

By: Zeki Marzuki

Di samping sarapan yang telah disiapkan. Sarapan pagi saya adalah membaca dan menulis. Bagi saya. Ini penting. Karena selain harus mengisi lambung. Pikiran juga perlu diisi. Dengan membaca buku, dan menulis.

Itu mengapa di atas kulkas, di meja TV, di meja kamar, selalu ada beberapa buku bertumpuk. Kadang, terlalu malas untuk mengembalikan ke tempatnya. Di meja kerja juga begitu. Ada setumpuk bacaan wajib.

Apa pentingnya membaca buku? Jelas. Terutama bagi para akademisi, membaca buku adalah amunisi. Karena pengetahuan yang sempit adalah musibah besar bagi seorang akademisi.

Selain itu. Sungguh tidak beruntung orang-orang yang mencukupkan diri dengan ilmu. Karena dengan itu, berarti sudah merasa luas pengetahuannya. Sehingga, tidak perlu menambah.

Padahal. Yang namanya pengetahuan itu, ibarat air di samudera yang luas. Yang bahkan luasnya lebih luas dari seluruh daratan. Sementara kita, sebagai manusia, yang kita ketahui hanya satu tetes saja.

Surat Al Kahfi ayat 109 menyebutkan: "Katakan, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meski Kami datangkan tambahan sebanyak itu."

Kita sering mendengar ungkapan. Semakin banyak kita membaca, semakin kita sadar. Bahwa kita tidak tahu apa-apa. Yang artinya, pengetahuan kita sangat sedikit.

Karena itu, sarapan pagi dengan buku sangat penting untuk menambah pengetahuan. Di samping sarapan dengan sajian yang telah disiapkan di balik tudung saji, di meja makan.

Lalu. Apa pentingnya menulis? Di samping menyalurkan hobi. Tentu, karena menulis adalah pekerjaan penting. Menulis adalah pekerjaan para intelektual, para pemikir, para filsuf, ulama, dan seterusnya.

Kita mengenal mereka dari karya yang dihasilkan. Dari pikiran-pikiran mereka yang digoreskan dengan tinta, dalam lembaran-lembaran.

Itu mengapa, kita masih mengenal para ulama atau pemikir yang telah meninggal jauh di masa lalu. Dengan melalui karya yang mereka tinggalkan.

Ibnu Idris As Syafi'i misalnya. Atau lebih dikenal dengan Imam As Syafi'i. Salah satu intelektual Muslim yang sangat terkenal. Juga dikenal sebagai pendiri salah satu Mazhab Sunni.

Kita mengenal beliau sebagai seorang yang sangat ahli dalam banyak bidang. Melalui salah satu karya monumentalnya, yaitu Al-Umm, dia dikenal sebagai seorang ahli fiqih. Meski sebetulnya, dia orang yang sangat multi disiplin.

Melalui “Das Kapital”, atau dalam bahasa Inggris adalah “Capital, A Critique of Political Economy”, siapa yang tidak mengenal seorang Karl Heinrich Marx. Seorang filsuf Jerman abad 19 yang sangat lihai dalam soal politik ekonomi.

Singkat kata. Kita mengenal para pemikir zaman dahulu dari dari karya-karya mereka. Akan berbeda  jika sewaktu hidup, mereka tidak menulis. Mungkin kita tidak mengenal mereka. Ini mengapa menulis itu penting. Utamanya dalam tradisi keilmuan.

Jadi, selain sarapan sajian dalam piring dan segelas susu. Penting juga sarapan baca dan tulis. Jika sarapan yang pertama untuk memenuhi kebutuhan fisik, sarapan baca tulis untuk memenuhi kebutuhan pikiran.

Share:

Tuesday, February 23, 2021

Mau Jadi Penulis Profesional

 

Mau Jadi Penulis Profesional?

 

Siapa yang tidak ingin menjadi seorang penulis profesional. Penulis-penulis sekelas Tere Liye, Raditya Dika, Habiburrahman, Ahmad Fuadi, LulukHf, atau penulis lainnya yang buku-buku mereka sudah terpampang di toko buku seluruh Indonesia. Ketahuilah teman-teman, sebuah impian itu hanya bisa dicapai apabila kita mau berusaha bersungguh-sungguh untuk menggapainya. Bukan hanya itu saja, kita harus berani memulai proses demi proses yang ada.  

Setidaknya berikut ini yang bisa kami berikan agar kalian dan kami juga bisa menjadi seorang penulis.

 

1. Terbitkan buku pertama  

Ini adalah langkah awal untuk kalian yang ingin menjadi seorang penulis. Terbitkanlah karya pertama kalian sebagai bahan evaluasi untuk karya-karya selanjutnya.

 

2. Terima Kritik  

Sangat bagus untuk kalian untuk menerima segala macam bentuk saran dan kritik agar kalian bisa memperbaiki kesalahan. Ini penting bagi penulis, kalian bisa terus berkembang dengan menerima krtik terhadap tulisan kalian.

 

3. Terus berkarya  

Jangan berhenti untuk menulis, lanjutkan dan hasilkan karya-karya baru lagi. Cobalah terus dan menerus, jangan berhenti karena tidak ada yang mau beli buku kita. Jangan berhenti karena cerita yang kita buat dirasa kurang bagus.

 

4. Optimis  

Terakhir yang bisa kami sampaikan adalah tetap optimis. Percaya diri itu perlu, tapi angkuh itu harus dibuah. Jadi teruslah berlatih jangan menyerah di tengah jalan.

 

 7 KEBIASAAN YANG BISA MEMBUATMU MENJADI PENULIS PROFESIONAL

Share:

Perbedaan Istilah Plt, Pjs, Plh dan Pj Kepala Daerah

 

Perbedaan Istilah Plt, Pjs, Plh dan Pj Kepala Daerah

 

Direktur Fasilitasi Kepala Daerah, DPRD dan Hubungan antar Lembaga (FKDH) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik Piliang menjelaskan perbedaan istilah mengenai pelaksana tugas (plt), penjabat sementara (pjs), pelaksana harian (plh) dan penjabat (pj) kepala daerah.

 

Menurut Akmal, dasar hukum terkait plt mengacu pada Pasal 65 dan 66, Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda). Dia menyatakan, plt dijabat wakil gubernur, wakil bupati dan wakil wali kota. Apabila, gubernur, bupati dan wali kota di suatu daerah sedang berhalangan sementara. Ditegaskan, otoritas wakil kepala daerah sama dengan kepala daerah. “Harus diingat, wakil kepala daerah itu hasil proses politik,” kata Akmal, Senin (29/1).

 

Sementara pjs, dia menuturkan, istilah tersebut turunan dari Pasal 70, UU 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi UU.

 

Pada saat pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah petahana maju kembali dalam pemilihan kepala daerah (pilkada), ada kewajiban untuk cuti sepanjang masa kampanye. Sesuai Peraturan Mendagri (Permendagri) 74/2016 tentang Cuti di Luar Tanggungan Negara Bagi Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota, istilah pjs dulunya plt.

 

Akan tetapi, berdasarkan Permendagri 1/2018 tentang Perubahan atas Permendagri 74/2016, kata plt berganti menjadi pjs. Hal ini bertujuan agar terdapat pembedaan antara cuti kampanye dan berhalangan sementara. “Sesuai Permendagri 1/2018 istilahnya jadi pjs,” ujar Akmal.

 

Salah satu poin lain direvisi yakni latar belakang pjs. Permendagri 74/2016 menyebutkan, pjs berasal dari pejabat pimpinan tinggi madya Kemendagri atau pemda provinsi. Kini, pjs disebutkan dari pejabat pimpinan tinggi madya/ setingkat di lingkup pemerintah pusat atau pemda provinsi. “Sejauh dia pimpinan tinggi madya/ setingkat di lingkup pemerintah pusat atau pemda provinsi,” ungkap Akmal.

 

Terkait istilah pj, dia menjelaskan, telah diatur dalam Pasal 201, UU 10 Tahun 2016. Ketika akhir masa jabatan (AMJ) selesai, ditambah kepala daerah itu tidak cuti kampanye, maka sampai dilantik kepala daerah baru, posisinya diisi oleh pejabat tinggi madya.

 

Sedangkan istilah plh, menurutnya, jabatan itu diisi oleh sekretaris daerah (sekda), kalau masa jabatan kepala daerah kurang dari satu bulan.

 

Posisi pj, pjs dan plh kepala daerah merupakan hasil dari proses administrasi. Lain halnnya dengan plt kepala daerah yang bagian dari hasil politik lewat pilkada. Kalau sifatnya administrasi, tegasnya, pejabat administrasi negara yang berhak menjabat. Misalnya dari institusi kepolisian, tentara dan aparatur sipil negara.

 

Share:

Monday, February 22, 2021

Apa itu Onomatope

 Apa itu Onomatope?

Onomatope

 Ono.ma.to.pe adalah tiruan bunyi (efek suara) yang biasanya dicantumkan di dalam naskah.Menurut Shirei, Onomatope terkadang perlu, tapi tidak perlu mendominasi. Khususnya untuk genre action dan thriller yang akan sering terjebak memikirkan ganti suara. Seperti memukul, efek kaca pecah, rentetan senjata, dan lain-lain.

 

Kenapa nggak dideskripsikan aja sih dengan narasi?

 

Contoh :

Suara ledakan terdengar dari kejauhan. Dentumannya menggetarkan rentetan kaca yang terpasang sepanjang koridor sekolah.

 

Coba bandingkan dua contoh ini ya :

1.                  Dor! Dor! 

Ryan tengah ditembak lawannya tanpa ampun. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. Namun, itu tak bisa bertahan lama. Tiba-tiba... 

 

Prang!!

Kaca yang pecah di belakangnya mau tak mau membuat Ryan berkelit dan merunduk di antara tong-tong besi. 

 

GLONTANG!! 

Salah satu tong terguling saat Ryan berlindung di baliknya. Membuat celah terbuka bagi musuh untuk menembaknya. 

 

2. Suara tembakan beruntun terdengar memenuhi kota. Penduduk bersembunyi dan menutup rapat-rapat pintu serta jendela mereka. Ryan berlindung di balik tembok salah satu gudang tua tanpa penghuni. 

Namun itu tak bisa bertahan lama. Peluru yang dimuntahkan ke arahnya mengenai kaca. Menghamburkan kepingan-kepingan tajam ke arahnya. 

            Ryan berguling dan menunduk ke arah jajaran tong besi di sebelah kanan. Tanpa sengaja kakinya menentang tong dan membuatnya berguling. Bunyi gaduh yang ditimbulkan membuat para penembak melihat celah. 

 

Terasa bedanya? Pasti iya. Sekali lagi, Onomatope boleh digunakan, tapi jangan digunakan setiap saat.

 Baca juga artikel dibawah ini......

Share:

Definition List

Support