Magic Hours (Sebuah Novel yang Terbengkalai)

Seorang gadis yang sangat cantik yang turun dari go car menujuh tempat parkir disebuah hotel, dimana hotel tersebut adalah tempat dimana dia melaksanakan kegiatan bimtek digitalisasi. Dia bernama “Ayu”.

Untukmu, Aku Menunggu Walau Kisah Kita Berjalan Tak Menentu

Cerita ini sambungan dari sebuah postingan sebelumnya yaitu " Magic Hours ", cerita ini sama dengan judulnya, yaitu menceritakan bagaimana keajaiban dari sebuah waktu,, terkadang kita mengabaikan sebuah waktu dan pertemuan, belajar dari waktu, membuat diri ini akan percaya bahwa ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal, menyerah atau berjuang.. selamat membaca...

Pengalaman menjadi Mahasiswa Baru

Tidak terasa saat ini saya sudah menjadi mahasiswa baru. Pengalaman pertama kali ke kampus ya pada saat mengikuti Technical Meeting fakultas, rasanya tuh agak minder namanya aja pengalaman pertama kali.

CARA MENGHOSTING WEBSITE DI 000WEBHOST

Berikut ini adalah panduan langkah-langkah menghosting website/toko online di 000webhosting, sebelum nya jangan lupa lihat video tutoril cara menghosting website di 000webhost pada link chanel YouTube kami.

LAPORAN KKN IAIN BUKITTINGGI

Kelompok 58 adalah kelompok yang kami dapatkan, dikelompok tersebut awal nya kami tidak pernah mengenal satu sama lain maupun bertemu sebelum nya, tetapi pada akhirnya di kegiatan KKN 2019 lah kami dipertemukan, diperkenalkan.

Sunday, April 9, 2023

Untuk Lelaki yang ingin Menyembuhkan Luka

 Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih atas cinta yang telah kau berikan. Namun, maaf jika rasamu tak mendapat balasan. Sebuah pernyataan cinta yang justru selalu kujawab, "Maaf ya, aku belum siap."

Aku tidak mengerti apakah kau datang dengan

ketulusan atau hanya sekadar penasaran.

Karena kebanyakan manis di awal, dan berakhir

menorehkan luka. Maaf, ya, kau harus bertemu

perempuan dengan ketakutan-ketakutan seperti

ini. Namun, memang luka lamaku belum sembuh

seutuhnya.


Barangkali kau memang tulus, sebab kau pernah

bilang, "Aku temani kamu dulu, kalau pada akhirnya

kamu tidak memilihku, ya tidak apa-apa."


Apa kau mau bersabar menunggu kunci beralih

ke tanganmu? Namun, bagaimana jika kunci itu

terus dikuasai penghuni lama? Bukankah akan menyakitkan untukmu?


Andaipun kau memiliki kunci cadangan dan

berhasil masuk. Apakah kau tidak akan terkejut

ketika melihat ruangan begitu berserakan? Apalagi

ada pecahan kaca yang mungkin bisa melukai

kakimu. Kau pasti tidak mau terluka, bukan?


Tunggu, ya. Aku rapikan dulu. Aku sungguh belum

siap menerima tamu.


Atau, bolehkah kusarankan agar kau mencari hati

lain saja? Pintu yang telah terbuka lebar menerima

kedatanganmu, bukan seperti aku yang dipenuhi

luka masa lalu. Pun, aku tidak cukup istimewa

untuk kau tunggu. Kau berhak berbahagia 

Andai benar aku tidak memilihmu, apakah

menurutmu aku jahat?

Hatiku memang sudah tidak berpenghuni, tetapi

pintu masih terkunci rapat-rapat. Tampaknya kunci

masih dipegang oleh penghuni lama. Aku bahkan

tidak tahu ia simpan di mana.


Kau jangan memaksa mendobraknya, sebab

khawatir akan menggoreskan luka di hatiku. Pun

barangkali dengan tubuhmu. Kita tentu tidak ingin

sama-sama terluka, ya.

dengan perempuan yang lebih dari sekadar aku.

Share:

Laki-laki baik yang aku temui didunia ini

 Hai!


Maaf, aku masih menulis tentangmu, meski

barangkali susunan aksara ini tak sudi terjamah

olehmu. Namun, andai kelak tak sengaja kau

membacanya, semoga aku telah sembuh dari

luka, aku sudah mampu melepasmu dengan rela,

aku telah menjadi aku yang kau temui sebelum

mencintaimu, aku yang sudah tak lagi merasakan

debar saat tak sengaja menatapmu samar.


Maaf, andai semua coretanku membuat semua

orang berpersepsi negatif tentangmu. Sungguh

tak ada niat sedikitpun membuat namamu buruk.

Kau tahu, aku adalah wanita yang mati-matian

meyakinkan dunia bahwa kau adalah salah satu

orang baik yang pernah kutemui di dunia ini.


Aku meyakini bahwa kebaikan itu benar adanya.

Bahkan sampai hubungan kita telah berakhir

sekalipun, kebaikan-kebaikan itu masih tetap

tertinggal di hati. Kau yang sama sekali tak pernah bernada tinggi, kau yang mengajariku menjadi baik

hati, sebab kau tahu aku adalah sosok pendendam

sejati.


Berbulan-bulan setelah kita usai, aku masih

berharap hubungan kita tak benar-benar selesai.

Selama itu pula aku masih memikirkan cara agar

hubungan kita direstui semesta. Namun, semua

harapanku pupus setelah kuketahui kau telah

bersama dia. Bahkan, aku harus dihadapkan pada kenyataam pahit bahwa kau telah mendekatinya

sejak kita masih bersama.


Pertanyaanku hanya satu, mengapa? Kau lelah

berjuang, ya? Berat sekali jalan yang harus


kita lalui, ya? Kau pasti letih selalu mendapat

penghinaan dan bahkan terus disalahkan? Kau

pasti berpikir hubungan kita tak bisa diselamatkan,

hingga mencari cadangan?


Andai benar demikian, mengapa tak kau putuskan

hubungan denganku terlebih dahulu? Mengapa

harus menunggu aku yang mengakhiri? Berat

sekali saat kuketik kata break yang kuimbuhi

dengan kalimat, "Kalau diantara kita sudah lelah

menunggu dan memilih mencari pengganti, tolong

kabari."


Kini kutahu mengapa kau tak mengabari, sebab kau sudah mendapatkan penggati sebelum kita usai.


Terlepas dari kekecewaanku, aku tidak bisa

sepenuhnya menyalahkanmu. Aku akan menjadi

keterlaluan jika kubilang kau jahat, padahal

sebelumnya aku telah menyaksikan kau berjuang

dengan hebat.


Kesimpulan dari perjalanan kita adalah kita tidak

ditakdirkan berjodoh. Itu saja.

Share:

Thursday, January 12, 2023

SURGA SEBELUM MATI

Suatu ketika. Sejak siang. Hingga malam pukul delapan. Salah satu grup WhatsApp ramai sekali. Grup itu isinya para intelektual. Para cendekiawan. Para mahasiswa pascasarjana, para dosen, termasuk juga aktivis.


Biasa. Saat berdiskusi. Masing-masing selalu menyertakan argumen. Mulai dari yang paling dangkal. Sampai argumen yang dalam. Mulai yang paling rasional, sampai argumen-argumen yang asal.

Temanya macam-macam. Mengalir saja. Sekitar filsafat, teologi, tasawuf, politik, lingkungan, dan berbagai macam pemikiran. Termasuk juga isme-isme modern. Namun, tidak jarang juga diskusinya mengalir ke hal-hal yang tidak penting. 


Siang itu. Mereka membahas tentang surga. Entah mengapa tema itu muncul. Seperti biasa. Mereka mengajukan pendapat dengan berbagi argumen. Mulai dari ayat Alquran.  Sampai kitab-kitab para ulama. Berbagai perspektif muncul. Termasuk berbagai pendekatannya.


Bagi saya, itu tidak menarik. Padahal. Saya menunggu ide-ide yang menarik. Saya menunggu apa yang baru dari mereka. Sejak siang saya menyimak. Baru sekitar pukul delapan malam. Ada satu komentar yang menurut saya menarik. 


Dia menulis begini. "Di era modern masih bahas surga? Bukankah surga yang nyata adalah kebahagiaan di dunia?" Kurang lebih seperti ini. Saya tidak tahu persis apa maksud kalimat itu. Tapi. Bagi saya. Baru itu kalimat yang bermutu. Meski singkat. Namun padat. 


Saya komentari kalimat itu. Yang pada intinya memberi apresiasi. Saya mengatakan bahwa, semua komentar bagus. Namun, baru itu kalimat yang sangat cadas. Sejak siang tadi, baru ini kalimat yang bermutu. 


Saya tidak mengenal siapa dia. Tapi. Dari gaya bahasa yang digunakan. Dia adalah orang yang sudah sangat mengerti banyak persoalan. Mungkin dia melihat banyak ketidakadilan di dunia ini. Banyak masalah dalam berbagai hal. Sehingga ada rasa prihatin terhadap itu.  

Saya rasa begitu. Karena sehari-hari. Saya berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai masalah. Mulai dari masalah berat dan rumit. Sampai masalah yang remeh-temeh. Sehingga, saya anggap kalimat di atas berkisar di wilayah itu.


Baiklah. Kita sudah sejak kecil diajarkan konsep tentang surga. Juga neraka. Sudah lengkap. Tidak ada masalah. Lalu apa? Itulah pertanyaan yang perlu dijawab. Kita sudah mendapat gambaran yang sangat lengkap tentang surga. Juga bagaimana mendapatkannya. Lalu apa? Sekali lagi. Ini pertanyaan yang perlu dijawab. 


Bagi saya. Pekerjaan beratnya adalah bagaimana menghadirkan surga itu di kehidupan ini. Sehingga manusia tidak perlu menunggu mati untuk mencapai surga. Soal surga setelah mati. Itu tanggung jawab masing-masing. Tapi untuk menghadirkan surga bagi manusia di dunia ini, itu tanggung jawab kita bersama. 


Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia kekurangan makanan? Atau kita akan membiarkan mereka hanya makan satu hari sekali. Dan itu juga tidak layak. Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita menderita karena kemiskinan? Dan mereka hidup dalam kondisi yang serba terbatas?


Apakah kita akan membiarkan orang terus-menerus bertengkar karena kekurangan uang belanja. Atau karena hal lain. Apakah kita akan membiarkan surga yang imajinatif itu justru dijadikan alat untuk memeras keringat sebagian manusia? Dengan bujukan bahwa setiap lelah akan menjadi pahala? 


Apakah kita akan membiarkan sebagian dari spesies kita terzalomi oleh sebagian yang lain? Bahasa halus dari tertindas. Tertindas karena korupsi di suatu negara merajalela. Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia tersakiti karena sistem yang tidak memihak pada mereka?


Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita saling membunuh demi makanan? Mengemis demi mengisi perut? Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita memakan tanah yang dikeringkan. Sebagaimana yang terjadi di sebagian negara Afrika? Dan itu terjadi karena adanya keserakahan sebagian manusia.


Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia menderita busung lapar. Karena kurang gizi. Sementara sebagian yang lain hidup dengan kekayaan melimpah. Bahkan tidak akan habis sampai beberapa keturunan.


Para orang kaya bisa relatif tenang beribadah menyembah tuhannya. Demi mendapatkan surga yang diimajinasikan. Sementara yang lain. Masih harus berjibaku dengan banyak hal ketika azan berkumandang. Betapa tidak adilnya kehidupan semacam itu. 


Para pemikir besar selalu berangkat dari keprihatinan semacam itu ketika mereka mulai menyusun pemikirannya. Berangkat dari berbagai masalah semacam itu, dengan tujuan membuat kondisi dunia ini lebih baik. 


Jadi. Sangat kurang tepat jika kita mendalami pemikiran. Namun pemikiran itu hanya berhenti di kepala saja. Karena tidak akan ada dampak apa-apa. Karena itu. Menurut saya. Mempelajari filsafat maupun pemikiran. Maupun ilmu-ilmu apa saja. Harus ada tujuannya. Yaitu membuat kondisi kemanusiaan menjadi lebih baik. 


Jadi, kembali soal surga. Kita sudah sepakat bahwa amal baik akan diberi pahala sebagai tiket masuk surga. Agar bisa menikmati segala nikmat yang ada di dalamnya. Namun. Alangkah egoisnya kita. Jika kita hanya memikirkan diri kita masing-masing untuk mencapai itu. Tanpa memikirkan yang lain.


Kita semua sudah sepakat dengan surga yang imajinatif itu. Bahwa jika melakukan kebaikan, kita akan diberi tiket untuk masuk ke surga setelah mati nanti. Namun. Pekerjaan besarnya adalah. Bagaimana menghadirkan itu di dunia ini. Agar semua orang bisa menikmati. Tanpa perlu mati.


Surga di dunia itu, bagaimana menjadikan planet ini planet yang damai. Semua yang hidup di permukaannya tercukupi kebutuhannya. Karena jika sebagian manusia tidak serakah, kelaparan tidak akan terjadi. Apa yang kita sebut dengan kemiskinan tidak terjadi. Karena setiap manusia telah dijamin oleh Tuhan setiap kebutuhannya.


Kita bisa bayangkan bagaimana surga bisa dinikmati semua orang di permukaan planet ini. Kehidupan yang damai, aman, tanpa permusuhan. Semua kebutuhan tercukupi. Tanpa harus bersusah-susah memeras keringat untuk orang lain. Tanpa harus memeras keringat demi upah yang tidak seberapa.


Semua isi planet ini, sebetulnya diciptakan untuk manusia. Bukan untuk dirusak. Tapi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari berbagai jenis makanan, maupun minuman. Begitu juga udara yang bisa dihirup secara gratis. Matahari yang memberi hangat pada tubuh. Dan seterusnya. Itu semau adalah nikmat. Kita semua harus bersyukur atas semua nikmat yang banyak itu.


Namun, sebagian manusia memilih untuk serakah. Mengambil lebih banyak dari kebutuhannya. Bahkan, mereka merusak alam. Dan setelah alam rusak, ditinggal begitu saja. Mereka juga mengambil hak orang lain. Menyebabkan sebagian manusia hidup kekurangan. Mereka menciptakan sistem yang merugikan sebagian manusia lain. Sistem yang menyebabkan orang lain menderita. Sistem yang tidak adil. 


Mungkin. Salah satu cara agar manusia bisa menghadirkan surga di dunia adalah bahwa mereka semua harus sadar. Bahwa Tuhan telah memberi mereka banyak nikmat. Yang mana jika merek mencoba untuk menghitung semua nikmat itu, mereka tidak akan bisa menghitung seluruhnya. Dan itu semua cukup untuk menjadikan planet ini sebagai surga. Tentu jika mereka tidak serakah. Karena itu, selain bersyukur atas segala nikmat, sifat serakah juga harus dikesampingkan. Agar surga bisa menikmati, tanpa perlu mati. [] 


BKT, Dec 2022

Share:

Monday, May 9, 2022

Pertemuan 15 DDG

Share:

Wednesday, November 24, 2021

TAK ADA YANG ABADI, BERSIAPLAH PARA PENGGANTI

 TAK ADA YANG ABADI, BERSIAPLAH PARA PENGGANTI

“Takkan selamanya tanganku mendekapmu. Takkan selamanya raga ini menjagamu. Seperti alunan detak jantungku, tak bertahan melawan waktu. Dan semua keindahan yang memudar atau cinta yang telah hilang. Tak ada yang abadi. Biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang. Tak kan selamanya tanganku mendekapmu. Tak kan selamanya raga ini menjagamu. Jiwa yang lama segera pergi. Bersiaplah para pengganti. Tak ada yang abadi.” [Ariel, Noah]

Itu adalah lirik salah satu lagu Noah. Dulu Peterpan. Saya benar-benar merinding ketika membaca ulang lirik lagu ini dalam bentuk paragraf. Padahal, lagu ini sudah lama sekali. Namun, sering kali saya hanya mendengar dalam bentuk musik. Atau membaca liriknya dalam bentuk frasa. Potongan-potongan.

Itu adalah salah satu lagu faforit saya. Saya masih mendengarkan lagu itu dengan baik. Dengan berbagai versi. Bagi saya, ada dua tipe pendengar. Yaitu mereka yang memutar lagu secara berganti-ganti. Dan ada tipe pendengar yang memutar hanya satu lagu berulang-ulang. Saya tipe yang kedua.

Bagi saya. Cukup pilih satu lagu yang pas. Dan itu akan saya putar untuk beberapa bulan tanpa berganti. Baru kalau lagu itu sudah terasa agak hambar, baru berganti lagu lain.

Terkait lirik lagu ini. Kali ini. Saya mencoba menyusun potongan-potongan lirik itu dalam bentuk paragraf utuh. Dan baru kali ini, saya membaca dalam bentuk paragraf utuhnya. Dan hasilnya mencengangkan, sekaligus membuat bulu kuduk saya berdiri. Benar-benar merinding.

Satu paragraf itu langsung membawa saya pada ingatan tentang orang-orang yang telah pergi. Bahwa dahulu, mereka adalah bagian dari keluarga yang menyayangi kita, dan juga kita sayangi. Namun seiring waktu, mereka harus menua, lalu kemudian pergi. Dan tak kembali.

Juga membawa saya pada pikiran bahwa apa saja yang kita miliki sekarang, itu tidak akan kekal selamanya. Apapun itu. Apakah itu keluarga, properti, mobil, karya, barang berharga, jabatan, teman-teman dekat, dan seterusnya. Ada waktunya mereka semua akan meninggalkan kita. Atau kita yang meninggalkan mereka. Benar-benar tidak ada yang abadi.

Saya tulis catatan ini sambil mendengarkan lagu itu dalam versi paling baik menurut saya. Versi yang menurut saya paling pas. Dari segi tarikan suara maupun musik pengiringnya. Dan tentu versi paling maksimal dari suara sang vokalis. Dan dengan speaker aktif yang cukup untuk mendapatkan kesan menyeluruh. Barang kali dengan itu, catatan ini bisa menjadi catatan yang baik.

Lirik itu ditulis oleh Ariel, vokalis Band tersebut. Tentang lagu ini, dalam beberapa kesempatan, Ariel sendiri mengkonfirmasi bahwa ini adalah lagu religi dari Noah. Karena dari segi makna sangat mendalam sekali. Yang pada intinya, tidak ada yang abadi. Segala sesuatu akan pergi.

Dari segi komposisi instrumen sangat pas. Terutama dentuman keyboard yang mengiringi dari awal hingga akhir. Suara gitar yang sangat penuh kekuatan juga memperdalam kualitas musiknya. Detak drum yang sangat epik melengkapi kedalaman musik tersebut. Getaran senar bas sekaligus melengkapi kesempurnaan musiknya.

Dan tentu, suara vokalis yang sedikit serak dan menggelegar menimbulkan kesan mendalam. Dan juga suara pendukung yang berperan melengkapi suara vokal utama. Entah siapa itu. Namun, sering kali suara pendukung dalam lagu Noah itu digawangi oleh Ariel sendiri.

Tak Ada Yang Abadi

Inti dari pesan yang ingin disampaikan dari lagu itu adalah tak ada yang abadi. Bahwa segala sesuatu pasti akan pergi, rusak, atau mungkin lenyap. Tidak akan ada yang bertahan selamanya. Tidak akan ada yang hidup kekal selamanya.

Manusia akan mati pada saatnya. Alunan detak jantung, aliran darah, kerja batang otak, dan ketika semua organ manusia berhenti berfungsi. Kita menyebut itu dengan mati. Tidak ada yang bisa bertahan melawan waktu. Dan ketika seseorang telah mati, dengan sangat terpaksa harus berpisah dengan yang hidup.

Orang-orang yang kita cintai juga begitu. Tidak akan selamanya tangan kita mendekap orang-orang yang kita cintai itu. Ada waktunya harus berpisah. Jika bukan kita yang pergi terlebih dahulu, bisa jadi mereka yang pergi lebih dahulu.  

Begitu juga anak-anak yang kita cintai. Kita tidak akan selamanya menjaga mereka. Mungkin, kita menyaksikan mereka tumbuh. Dari seorang bayi menjadi anak-anak yang mungil. Lalu menjadi dewasa dan bisa berpikir mandiri. Tapi. Ada waktunya kita harus pergi. Kita tidak bisa menjaga mereka selamanya. Semua keindahan yang kita rasakan akan memudar. Dan segala cinta akan hilang.

Jiwa-jiwa lama segera pergi. Kita semua yang hidup akan pergi. Yang hidup pasti mati. Dan lalu digantikan dengan jiwa-jiwa yang baru. Yaitu para pengganti. Kehidupan akan terus berganti. Benar-benar tidak ada yang hidup abadi selamanya.

Kasih Tuhan Pada Manusia

 


Kita harus berterima kasih kepada Tuhan. Karena kita telah diberi kesempatan untuk bernafas, meski sejenak. Sebelum kita hilang. Karena kita semua akan hilang. Akan musnah pada waktunya.

Kita telah diberi kesempatan untuk hidup. Dan juga telah diberi berbagai perangkat indra. Sehingga kita bisa merasakan nikmat. Dengan berbagai macamnya. Mulai dari kenikmatan segarnya udara di setiap detik, lezatnya berbagai macam makanan, indahnya hutan rimbun di lereng gunung.

Bahkan, mungkin termasuk lagu yang bertajuk tak ada yang abadi ini. Ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan pada manusia. Banyak sekali. Dan jika kita mencoba menghitung. Kita tidak akan bisa menghitung seluruhnya.

Mungkin, hewan dan tumbuhan juga diberi kesempatan untuk hidup. Sebagaimana manusia. Tapi, manusia lebih dari itu. Manusia juga diberi perangkat tertentu yang tidak diberikan pada ciptaan lain. Perangkat unik itu kita sebut dengan akal.

Dengan akal, manusia bisa menilai baik dan buruknya sesuatu. Sehingga, manusia bisa menentukan apa yang seharusnya dilakukan. Itulah yang disebut kebebasan. Dengan demikian, kebebasan adalah nikmat yang sangat unik. Yang hanya dimiliki oleh manusia.

Apakah hewan tidak punya kebebasan? Padahal, menurut kita, justru mereka tidak terikat dengan berbagai etika yang super rumit. Dalam sistem sosial binatang, tidak masalah mereka mau berbuat apa. Sementara manusia, harus tunduk pada berbagai etika yang dirumuskan sendiri.

Itu betul. Namun, hewan hidup dengan mengikuti naluri semata. Manusia berbeda dengan itu. Manusia bisa memilih setelah tahu. Karena manusia dibekali berbagai perangkat untuk mengetahui. Dan setelah itu, mereka bisa menilai, untuk selanjutnya menentukan pilihan. Inilah yang oleh filsuf disebut eksistensialisme. Keberadaan manusia yang berbeda dengan keberadaan hewan atau yang lainnya.

Sebutlah ada dua makanan yang dihidangkan pada seseorang. Satu hidangan dalam kondisi basi yang akan mengaduk perutnya. Dan satu lagi hidangan yang masih hangat, yang pasti terasa nikmat di lidah. Hewan akan secara otomatis memilih mana yang menurut mereka bisa dimakan. Tapi manusia, mereka memilih setelah mereka mengetahui kondisi dua makanan itu.

Nikmat yang banyak dengan segala bentuknya itu, dalam satu perspektif, itu adalah cara Tuhan untuk menguji manusia. Untuk menentukan siapa yang paling baik kualitas tindakannya.

Sejak awal, Tuhan telah membekali manusia dengan akal, pengetahuan dan kebebasan untuk memilih. Ini berbeda dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Sebut saja hewan dan tumbuhan. Juga malaikat. Karena itu, dalam kisah religi, itu bermakna Tuhan ingin melihat, apakah manusia akan memilih menggunakan segala pemberian itu untuk kebaikan, atau sebaliknya.

Termasuk juga apakah dengan nikmat yang banyak itu, manusia akan bersyukur dan mengakui kebesaran Tuhan. Atau justru kufur dengan segala nikmat itu, dan mengingkari kebesaran Tuhan. Ini sepenuhnya adalah pilihan. Dan manusia dibebaskan untuk memilih.

Huru-Hara di Permukaan Bola Biru Mungil

Benar bahwa jika kita berusaha menghitung nikmat Tuhan, kita tidak bisa menghitung seluruhnya. Karena Bumi dengan segala isinya, itu bisa dimaknai sebagai nikmat. Termasuk juga posisi bumi terhadap matahari yang sangat pas untuk kehidupan. Yang memungkinkan muncul kehidupan di permukaan planetnya.

Kita bisa bayangkan, jika jarak Bumi dengan mata hari lebih dekat sedikit saja dari posisi saat ini, kehidupan tidak bisa muncul di atasnya karena suhu terlalu panas. Begitu juga jika sedikit lebih jauh. Bumi akan membeku. Dan kehidupan tidak bisa tumbuh di permukaannya.  

Umur Bumi saat ini yang sedang dalam masa subur juga nikmat. Kita tahu. Bahwa Bumi terbentuk sekitar lima miliar tahun lalu. Tersusun dari kumpulan debu angkasa di sekitar matahari. Dengan grafitasi, debu-debu itu saling menarik. Dan selanjutnya menarik batu-batuan angkasa.

Lalu, pada masa tertentu, Bumi lebih mirip neraka dari pada rumah. Bola batu cari dengan suhu sekitar 2000 derajat fahrenheit. Tidak memungkinkan tumbuh kehidupan di situ.

Kemudian, meteor yang membombardir bola panas itu membawa berkah tersendiri. Karena mereka membawa unsur air yang memungkinkan kehidupan untuk tumbuh di masa kemudian. Di bagian dalam tetap batuan cair panas. Tapi, bagian luar membeku membentuk kerak. Itu yang memungkinkan air yang dibawa meteor-meteor terekstrak dan menggenang di atasnya.

Bagian dalam batuan cair panas menyembur di banyak bagian. Sehingga pada bagian tertentu permukaan meninggi. Membentuk pulau-pulau vulkanik yang tak beraturan. Yang kemudian menyatu menjadi pulau besar mengapung, melayang-layang di atas batuan cair yang panas. Itu yang disebut benua tunggal, sangat luas. Lalu retak karena tekanan panas inti bumi.

Selanjutnya. Batuan meteor yang menabrak bumi membawa berbagai unsur kimia tertentu. Dan berbagai unsur kimia itu berreaksi untuk membentuk oksigen. Di dasar laut sudah mulai terbentuk kehidupan bersel tunggal.

Dan pada masa tertentu, bola biru mungil itu menjadi bola salju selama jutaan tahun karena matahari tak menembus permukaan. Selama itu, unsur-unsur pembentuk kehidupan terkubur di dalam es.

Rupanya, gunung-gunung vulkanik tak betah berlama-lama membekuk di dalam lapisan es. Mereka memuntahkan cairan panas, memecah es. Karbon dioksida yang yang dimuntahkan menangkap sinar matahari yang kemudian meningkatkan suhu Bumi. Es mencair, oksigen dan hidrogen meningkat di permukaan planet. Sungguh resep yang sempurna sebagai pembentuk unsur kehidupan.

Bakteri di bawah laut yang telah terkubur es selama jutaan tahun telah berevolusi. Pasokan oksigen yang cukup di kedalaman laut memungkinkan mereka mengembangkan tuang belakang. Seiring waktu, jutaan tahun, kehidupan bawah laut berkembang pesat.

Di daratan, tampaknya belum ada kehidupan apa-apa. Tapi, kemudian ozon terbentuk. Dan memungkinkan kehidupan muncul di daratan. Vegetasi semacam lumut dan pakis mulai tumbuh.

Pohon-pohon mulai muncul dan menghasilkan oksigen di atmosfer. Sementara itu, berapa spesies bertulang belakang di bawah laut mulai melirik daratan. Lalu bervolusi menjadi berbagai macam binatang darat ukuran monster. Sebagian mengembangkan kakinya menjadi sayap.  

Tak ada yang hidup selamanya. Vegetasi purba mulai berjatuhan. Terkubur bebatuan dan mendapat panas dari dalam, lalu menjadi batu bara yang kita gali hari ini. Batu hitam yang gunakan untuk menghasilkan energi. Itulah sekilas huru-hara di permukaan planet biru mungil.

Bencana Skala Planet

Pada masa itu, bumi adalah surganya kehidupan. Tapi tidak berlangsung lama. Di bagian tertentu, batuan cari menyembur dari perut bumi menewaskan hampir seluruh kehidupan di wilayah itu. Asap vulkanik skala besar juga menyebabkan hujan asam di seluruh permukaan yang menewaskan hampir kehidupan. Bahkan kehidupan yang ramai di bawah laut juga mati. Hampir seluruh spesies musnah.

 

Setelah jutaan tahun. Bumi memulihkan dirinya. Tumbuhan kembali tumbuh. Sebagian kecil binatang yang masih hidup berevolusi. Menjadi makhluk-makhuk baru seperti dinosaurus. Yang peradabannya bertahan jutaan tahun.

Ketika benua Amerika dan Afrika terpecah, sebagian spesies memilih untuk tinggal kembali di lautan. Ini bukan seperti pecahnya piring yang langsung terbelah menjadi dua. Tapi, berpisah dengan kecepatan tumbuhnya kuku. Jadi. Setiap kali planet unik ini memperbarui dirinya, kehidupan baru muncul. Kehidupan berevolusi untuk neyesuiakan diri dengan kondisi.

Dalam jutaan tahun, bangsa dinosaurus mendominasi daratan. Sampai hujan asteroid raksasa yang sangat tidak diharapkan menghujam Bumi. Menewaskan hampir seluruh spesies dinosaurus. Yang tersisa juga mati karena kelaparan. Sebuah babak baru kehidupan akan dimulai.

Mamalia Otak Besar

Sebuah mamalia baru yang mirip dengan kera tercipta. Otaknya cukup besar. Itu yang kemudian diduga akan berevousi menjadi kera. Dan selanjutnya akan berevolusi lagi menjadi kehidupan baru penghuni planet ini.

Spesies mirip kera hidup di pepohonan. Tapi, himalaya muncul, uap air dari lautan terhalang untuk sampai di tempat spesies itu. Sehingga, membuat hutan pepohonan itu mengering. Dengan sangat terpaksa, kera-kera itu harus menginjakkan kakinya ke daratan. Menggunakan kaki mereka untuk berjalan. Episode spesies baru yang akan mendomnasi Bumi segera dimulai.

Kini, kita sebagai spesies manusia yang waktunya sangat sedikit ini telah memiliki banyak kemajuan. Terutama kemampuan kognitif. Yang memungkinkan manusia untuk mengelola permukaan planet ini.

Tidak menutup kemungkinan, suatu bencana skala global akan memusnahkan kehidupan di permukan planet ini. Termasuk spesies manusia. Dan setelah jutaan tahun, spesies baru nantinya akan muncul.

Dengan kemampuan kognitif manusia saat ini, manusia mampu memikirkan banyak hal yang abstrask. Dan menceritakannya pada yang lain untuk membangun konsepsi-konsepsi yang sangat rumit. Dan itu menjadi pedoman untuk hidup.

Segala proses terbentuknya Bumi, yang hanya dari serpihan debu angkasa, kemudian menjadi bola panas, lalu menjadi bola salju, kemudian berevolusi menjadi planet berpenghuni. Dan kemudian berganti-ganti penghuni, sampai masa kita ini.

Perjalanan ini berlangsung sekitar lima setengah miliar tahun lamanya. Pada masa tertentu, kehidupan bertumbuh dan mereka bersenang-senang. Ketika bencana skala planet datang, kehiudpan punah. Lalu ketika mulai kondusif, muncul kehidupan baru dengan spesies-spesies baru.

Dengan skala umur Bumi, peradaban spesies manusia hanyalah satu episode kecil dari sekian banyak episode. Yang artinya, keributan skala internasional seperti perang dingin selama puluhan tahun, perbincangan global tentang perubahan iklim, atau mungkin keributan soal hak beragama di sebuah negara, hanyalah sepersekian miliar detik yang sangat tidak berarti.

Bumi Sebagai Anugerah

Sebagai sebuah gumpalan di mana banyak kehidupan di permukaanya telah berganti-ganti. Bumi adalah anugerah yang telah menyimpan bayak cerita rumit dari berbagai spesies kehidupan yang silih berganti. Dalam skala pradaban manusia, di mana kita hanya menyaksikan satu episode kecil dari kisah Bumi, tidak semua planet di galaksi memiliki cerita unik seperti itu.

Kita bisa berpersepsi seperti itu, karena kita tidak bisa menyaksikan bagaimana sejarah planet lain. Planet tetangga kita Mars misalnya. Kita menyaksikan saat ini Mars sebagai planet yang begitu tenang, tandus dan tidak berpenghuni.

Padahal, bisa jadi, Mars juga pernah mengalami huru-hara peradaban dari berbagai spesies yang telah berganti-ganti. Hanya saja, kita sama sekali tidak memiliki bukti. Karena dalam skala planet, peradaban dinosaurus atau peradaban manusia, hanya seperti pasir pantai di antara ombak pertama dan ombak kedua. Di mana setiap ombak menyapu setiap peradaban.

Bisa saja, sekarang Mars dalam kondisi pasca bencana skala planet. Sehingga seluruh spesies yang pernah punya peradaban yang sangat maju di Mars, musnah. Dan sekarang Mars sedang dalam proses penyembuhan. Dan nanti, jutaan tahun kemudian, akan muncul kehidupan baru. Begitu juga dengan planet-planet lain. Terutama yang memenuhi syarat untuk kehidupan.

Jika Bumi pernah dihujani meteor, pernah menjadi planet beku, pernah dihujam meteor yang membawa unsur hidrogen, termausk juga punya unsur-unsur untuk mengolah sinar matahari menjadi makanan. Dan berbagai drama lainnya yang membuat Bumi sebagai planet yang sangat dinamis. Apakah itu hanya terjadi pada Bumi? Dan apakah itu tidak mungkin terjadi pada planet lain?

Keterbatasan masa peradaban manusia membuat manusia tidak bisa menyaksikan drama skala planet. Bahkan planet kita sendiri. Etika bencana skala global muncul, lalu tumbuh kehidupan baru, kita tidak bisa menyaksikannya. Kita tidak bisa menyaksikan peradaban baru setelah peradaban manusia. Itu keterbatasan kita.  

Dahulu sekali, ketika Bumi masih dalam kondisi seperti bola panas atau bola es. Juga tidak memungkinkan adanya kehidupan di situ. Namun, akhirnya setelah sekian juta tahun, juga terbentuk kehidupan yang silih berganti. Berganti karena bencana skala planet. Kehidupan musnah. Kemudian berganti kehidupan yang baru. Dan terus begitu.

Kemusnahan skala planet ini bukan seperti angin ribut yang memporak-porandakan satu kampung. Sehingga dalam beberapa minggu, kampung itu bisa dibangun lagi. Dan dipenuhi lagi dengan makhluk yang sama.     

Namun, kepunahan skala planet benar-benar memusnahkan setiap sel kehidupan. Sehingga, ketika Bumi telah kondusif, makhluk baru yang tumbuh benar-benar berbeda dengan sebelumnya.

Sebagaimana pesan dalam lirik lagi di atas. Tak ada yang abadi. Tidak ada spesies yang selamanya mendominasi serta mengatur permukaan planet ini untuk selamanya. Apakah peradaban para spesies raksasa, para dinosaurus, atau bahkan para manusia.

Ada saatnya nanti, ketika bencana global datang, entah karena perbuatan manusia sendiri atau karena alam, dan karena itu kehidupan di planet ini akan musnah. Dan secara otomatis, dominasi manusia atas permukaan planet ini harus berakhir. Dan setelah jutaan tahun bumi menyembuhkan dirinya, spesies baru akan muncul. Tak ada yang abadi. Jiwa yang lama segera pergi, bersiaplah para pengganti.

Nikmat Yang Tidak Terbatas

Dalam peradaban manusia yang hanya berlangsung beberapa detik dalam skala umur planet, manusia sebagai spesies melata punya kemampuan kognitif yang unik. Yaitu bisa mengkonstruksi benda abastak dalam pikirannya. Di mana hal itu memungkinkan bagi manusia untuk memberi makna atas segala sesuatu.

Karena satu atau dua kelemahan, akhirnya manusia mengkonstrksi konsep yang lebih kuat darinya. Bentuknya bisa apa saja. Dan dengan begitu, dia berharap sesuatu yang dipikirkan itu membantunya ketika mereka dalam masa sulit. Itulah makna. Manusia bisa meletakkan makna apa saja terhadap apa saja.

Dan saat ini, jika kita mengkonstruksi konsep tentang Tuhan dengan segala ide yang relevan dengan itu. Kita patut berterimakasih karena kita telah diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari kisah Bumi yang begitu panjang dan penuh drama. Meski kita hanya menjadi bagian yang sangat kecil dari kisah panjang itu.  

Namun, dengan bagian yang sangat kecil itu, spesies manusia bisa punya pengalaman unik. Seperti kebahagiaan, kesedihan, atau perasaan yang campur aduk karena suatu hal. Keindahan berbagai. Atau kepercayaan diri yang sangat menggebu dalam melakukan sesuatu, karena seseorang menjanjikan sesuatu setelah dia mati.

Termasuk untuk menggubah lirik lagu yang begitu menyayat hati. Termasuk juga mendengarkan suara serak yang dipadukan dengan campuran bunyi beberapa alat musik dengan takaran yang pas. Begitu juga setiap detik kesempatan untuk menjadi bagian dari kehidupan di permukaan planet ini. Singkat kata, itu bisa kita maknai sebagai nikmat yang tidak terbatas.

Share:

Saturday, August 7, 2021

Apa itu Masa Lalu?

 MASA LALU

Mas lalu adalah kenangan. Dan masa depan adalah angan-angan. Keduanya tidak nyata. Yang nyata adalah kita saat ini. Jadi. Kata kuncinya adalah kita saat ini.

Namun. Dengan kerja keras. Angan-angan bisa menjadi nyata. Dan sebaliknya, masa lalu bisa jadi sandungan. Karena itu. Jangan biarkan masa lalu membelenggu.

Yang membedakan angan-angan dengan mimpi besar adalah usaha. Usaha sangat menentukan. Apakah pemikiran hanya akan menjadi sekedar angan-angan semata. Atau menjadi nyata.

Mungkin. Masa lalu dan masa depan itu berhubungan. Karena itu semua melekat pada diri kita. Tapi. Menurut saya. Sebetulnya. Keduanya beda jalur. Keduanya tidak harus paralel.

Ada kisah menarik tentang ini. Yaitu kisah tentang Robert Downey Jr. Pemeran tokoh Tony Stark. Pemeran karakter Iron Man. Pria  dengan baju besi canggih dalam Komik Marvel.

Sebelumnya. Dia telah banyak membintangi Film. Dan namanya sekali lagi naik daun karena  memerankan Tony Stark. Salah satu karakter Marvel yang didulang oleh Stan Lee.

Mulai dari Iron Man (2008), Iron Man 2 (2010), Iron Man 3 (2013), The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), Captain America Civil War (2016).

Juga Spider-Man Homecoming (2017), Avengers: Infinity War (2018), dan yang paling fenomenal adalah Avengers: Endgame (2019).

Bahkan dalam Spider-Man garapan marvel. Dia meraup sekitar 10 juta dolar untuk adegan yang hanya 8 menit. Bisa dihitung, dia mendapat lebih dari 1 juta dolar untuk 1 menit.

RDJ. Begitu akronim untuk menyebut namanya. Saat akan membintangi Avanger. Sempat menyebar isu bahwa dia menaikkan penawaran sangat tinggi.

Bahkan karena dianggap terlalu tinggi. Dia akan digantikan dengan aktor papan atas lain. Tapi, pihak Marvel sadar. Bahwa RDJ tidak tergantikan.

Sosok RDJ sudah melekat kuat sebagai Tony Stark. Atau sang Iron Man. Pria kaya nan jenius dengan baju besi canggih. Yang selalu meningkatkan teknologinya karena belajar dari kesalahan.

Dan dengan sangat terpaksa, pihak Marvel harus sepakat dengan tawaran RDJ. Dengan memberikan bayaran mahal. Karena dia tidak tergantikan.

Itu membuat dia menjadi aktor Avaneger dengan bayaran paling mahal. Dibandingkan dengan aktor Avenger lain. Seperti Chris Hemsworth, Chris Evan, Mark Ruffalo, Scarlett Johansson dan seterusnya.

Bahkan, dia juga dinobatkan sebagai salah satu aktor dengan bayaran tertinggi. Berkah dari perannya sebagai Tony Stark, RDJ mempunyai kekayaan sekitar 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,2 triliun. Ini berkah yang luar biasa.

Menurut saya. Setiap adegan yang diperankan di film Marvel memang begitu berbobot. Kuat dan berkarakter. Meski dengan gaya tubuh yang agak jenaka.

Para penonton menangis haru saat Robet Doney Jr. menjentikan jarinya dengan sarung tangan Invinity Stone . Batu warna warni yang punya kekuatan yang sangat hebat.

Penggemar film Marvel jelas tahu adegan ikonik ini. Salah satu adegan penting dalam film dengan pendapatan yang sangat tinggi ini. Mengalahkan Titanic dan Avatar.

Yang paling menghebohkan adalah. Pasca Avanger Andgame, nama RDJ terukir abadi di dunia maya sebagai Tony Stark. Atau Iron Man.

RDJ juga menjadi model tersendiri bagi bayak orang di dunia. Dalam banyak hal. Terutama dalam soal fashion. Penampilannya selalu mencuri perhatian publik. Mulai dari jas, celana, sepatu yang dia kenaan.  

Tapi. Siapa sangka. Perjalanan karinya tidak selalu mulus. Memang dia telah berkecimpung di dunia hiburan sejak muda. Namun, perjalanan karirnya sempat menurun.

Sebelum namanya melambung kembali. RDJ pernah mendekam di penjara karena menjadi pencandu narkoba. Jika seseorang masuk jeruji besi, biasanya karirnya padam. Paling tidak. Tentu karena dia tidak bisa syuting di dalam penjara.

Dan tidak banyak aktor yang berhasil memulihkan diri dari jeratan candu. Untuk kembali melambungkan karir. Kecuali mereka yang punya tekat kuat.

Namun. Dia bisa melambungkan karirnya lagi. Bahkan naik ke level yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Dan kini, siapa yang tidak kenal RDJ.

Bagi saya. Ini pelajaran penting. Bahwa masa lalu akan terlewat begitu saja. Dan hanya menjadi kenangan. Jangan biarkan itu membelenggu. Atau bahkan memupus mimpi dan kesuksesan di masa depan. Dengan usaha keras, segalanya mungkin

Share:

KONSISTEN

 Jangan remehkan kebiasaan kecil dan sederhana. Meski kecil, jika dilakukan berulang-ulang secara konsisten, hasilnya bukan lagi kecil. Tapi luar biasa. Hampir-hampir kita tidak percaya.

Membaca buku 10 halaman per hari. Jika dilakukan setiap hari, berarti 70 halaman per minggu. Berarti 300 halaman per bulan. Padahal. Membaca 300 halaman sekali duduk lumayan berat juga.

Menulis 1.000 kata per hari, jika dilakukan setiap hari berarti 7.000 kata per minggu. Berarti 30.000 kata per bulan. Tidak gampang menulis naskah dengan tebal 30.000 kata dalam sekali duduk.  

Lari pagi 500 meter per hari. Jika dilakukan setiap hari, berarti 3,5 kilo meter per minggu. Berarti 15 kilo meter per bulan. Jelas kita akan kelelahan berlari sepanjang 15 kilometer sekali waktu.

Begitu seterusnya. Meski itu tindakan kecil dan sederhana. Jika dilakukan secara rutin, hasilnya luar biasa. Jadi, untuk melakukan sesuatu yang luar biasa, salah satu kuncinya adalah konsisten. Meski itu tindakan kecil.

Memang. Kita tidak boleh anggap remeh hal kecil. Itu mengapa di dalam  al-Quran disebutkan bahwa kita tidak boleh meremehkan hal kecil. Apakah itu baik atau buruk, meski kecil, Allah akan melihat.

Barang siapa beramal baik sekecil apapun, Allah akan melihat. Barang siapa beramal buruk sekecil apapun, Allah akan melihat. Dan semua itu akan diberi balasan.

Baiklah. Konsisten adalah kekuatan yang luar biasa. Siapa yang mengira, bahwa tetesan air bisa membelah batu. Padahal, dengan palu saja, kita kesusahan membelah batu. Tapi itulah fakta.

Jadi. Jangan anggap remeh hal kecil. Meski kecil dan sederhana, jika dilakukan secara konsisten. Hasilnya luar biasa. Suatu hal yang tampak tidak mungkin akan menjadi mungkin.

Share:

Definition List

Support