Dek, aku sudah yakin untuk menjadikanmu
pelabuhan terakhir. Kita hanya tinggal menunggu
waktu di mana janji suci terucap dari lisanku. Nanti
ketika ikrar itu telah terpatri, aku berjanji tidak akan
mengingkari.
Kau sudah banyak bercerita tentang
harapan-harapan berumah tangga. Aku pun
berangan akan memiliki keluarga yang bahagia.
Namun, Dek, kau harus mengerti, hidup tidak
melulu tentang kebahagiaan, pasti ada kalanya
Allah uji dengan kesedihan. Maaf ya, aku harus
mengutarakan ini, sebab khawatir kau akan kecewa
ketika menghadapi kenyataan yang tidak sesuai
ekspektasi.
Jangan khawatir, meski begitu, aku akan selalu
mengusahkan yang terbaik untuk keluarga kecil
kita. Kau jangan marah ketika Menginginkan
sesuatu, tetapi belum mampu kusanggupi. Tolong
beri waktu, ya.
"Sayang, maaf... aku belum bisa menuruti apa yang kamu mau. Tolong doakan aku banyak rezeki agar
bisa mengabulkan segala permintaanmu," ucapku
seraya mengusap lembut rambutmu.
Tidak apa, kan? Kau mau bersabar, ya, Dek?
Jika ada masalah, cerita ya. Atau jika ada
yang menyakiti, katakan saja. Aku yang akan
berdiri paling depan membelamu. Kau saja rela
meninggalkan keluarga demi hidup bersamaku.
Bukankah jahat andai aku tak bisa menggantikan
peran ayahmu?
Dek, kau juga pernah bilang khawatir dengan
perubahan fisik dan penampilan. Bahkan, kau
sampai takut aku berpindah ke lain hati, ya?
Tidak, Dek. Mungkin memang banyak perempuan
cantik di luar sana, tetapi kau wanita tercantik
menurut pandanganku. Tidak apa-apa andai
tubuhmu sedikit melebar, bukankah lebih nyaman
untuk kupeluk? Atau kalau menurutmu berlebihan,
aku akan temani olahraga. Bagaimana?
Perihal kecantikan, aku turut berperan dalam
penampilanmu. Andai kau lusuh, itu bukan karena
kau yang gagal merawat diri, tetapi karena aku
yang tidak peduli. Nanti aku beri uang untuk membeli baju-baju bagus. Kalau skincare dan make
up habis, tinggal bilang, ya. Atau sesekali kita pergi
ke salon? Mau?
Dek, aku juga bukan manusia sempurna. Tentu
banyak kekurangan pada diriku. Karenanya, Allah
pertemukan kita untuk saling melengkapi. Maukah
kau menggenapi?
0 komentar:
Post a Comment