Magic Hours (Sebuah Novel yang Terbengkalai)

Seorang gadis yang sangat cantik yang turun dari go car menujuh tempat parkir disebuah hotel, dimana hotel tersebut adalah tempat dimana dia melaksanakan kegiatan bimtek digitalisasi. Dia bernama “Ayu”.

Untukmu, Aku Menunggu Walau Kisah Kita Berjalan Tak Menentu

Cerita ini sambungan dari sebuah postingan sebelumnya yaitu " Magic Hours ", cerita ini sama dengan judulnya, yaitu menceritakan bagaimana keajaiban dari sebuah waktu,, terkadang kita mengabaikan sebuah waktu dan pertemuan, belajar dari waktu, membuat diri ini akan percaya bahwa ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal, menyerah atau berjuang.. selamat membaca...

Pengalaman menjadi Mahasiswa Baru

Tidak terasa saat ini saya sudah menjadi mahasiswa baru. Pengalaman pertama kali ke kampus ya pada saat mengikuti Technical Meeting fakultas, rasanya tuh agak minder namanya aja pengalaman pertama kali.

CARA MENGHOSTING WEBSITE DI 000WEBHOST

Berikut ini adalah panduan langkah-langkah menghosting website/toko online di 000webhosting, sebelum nya jangan lupa lihat video tutoril cara menghosting website di 000webhost pada link chanel YouTube kami.

LAPORAN KKN IAIN BUKITTINGGI

Kelompok 58 adalah kelompok yang kami dapatkan, dikelompok tersebut awal nya kami tidak pernah mengenal satu sama lain maupun bertemu sebelum nya, tetapi pada akhirnya di kegiatan KKN 2019 lah kami dipertemukan, diperkenalkan.

Tuesday, April 11, 2023

Bersamamu

Bang, jika bersamamu, keliling kota tanpa tujuan

dengan motor matic saja terasa menyenangkan.

Meski di tengah jalan kita kebingungan harus

melewati arah mana lagi. Ditambah aku yang kerap

kali pusing membaca maps, sampai akhirnya kau

turun tangan mengendalikan ponsel sendiri. Pun

aku yang selalu menolak saat kau bilang, "Sayang,

gantian kamu yang depan, ya."


Jika bersamamu, ngobrol hal-hal random di

telepon saja terasa mengasyikkan. Kau bahkan

pernah cosplay menjadi customer service dan aku

pelanggan yang sedang komplain. Kau yang terlihat

tegas di publik, bisa selucu itu ketika bersamaku,

ya, Bang.


Jika bersamamu, video call yang hanya

menyaksikan kau tertidur saja terasa indah.


Atau melihat kau joget-joget tak karuan saja

sangat menyenangkan. Sampai-sampai, aku hobi

mengoleksi foto dan video dari tangkapan layar itu.


Bang, jika bersamamu, chat panjangku yang hanya

kau balas dengan singkat saja terkesan syahdu.

Bahkan aku masih menyimpan semua pesanmu

hingga kini. Tidak cukup banyak memang, sebab

kita jarang berkomunikasi via chat, ya.


Jika bersamamu, makan batagor di taman kota saja

terasa istimewa. Atau makan sepiring berdua saja

terasa indah. Kala itu, kau memintaku mengambil

makanan sendiri, aku menolak dengan alasan
masih kenyang. Namun, aku ikut makan dari
piringmu, ya?

Jika bersamamu, seolah tangisku tak akan

lama, lantas akan diganti dengan bahagia. Jika
bersamamu, seolah segala sakit bisa disembuhkan,
sebab engkaulah penawarnya. Jika bersamamu,
rasanya segala sesuatu akan baik-baik saja. Bang,
tenangku ada padamu ternyata, ya.

Lantas, ketika kita tak lagi bersama, kau pasti
mengerti aku sehancur apa?

Share:

Monday, April 10, 2023

Mau Kamu AJA, GAMU yang LAIN

 "Mau kamu aja, gamau yang lain".


Tuhan, sesayang itu aku sama yang sekarang.

Tuhan, seingin itu aku untuk terus bersama

dengannya. Tuhan, boleh nggak kalau yang ini jadi

yang terakhir aja?


Dia sederhana dan nggak banyak tingkah. Tapi dia

istimewa dan kerap membuat segalanya menjadi

lebih indah.


Jatuh cinta padanya mengubah banyak cara

pandangku dalam hidup. Aku jadi lebih berani

mengambil keputusan. Aku jadi lebih punya

banyak harapan. Beriringan dengannya begitu

menyenangkan. Patahku dia bantu sembuhkan.


Hancurku dia susun ulang. Melanjutkan hidup

dengannya adalah doaku sekarang.


Dia manusia biasa. Tapi tiap kali marah, tutur katanya masih terarah. Dia tak pernah membentak,

sebab dia takut melukai perasaanku. Di antara

banyaknya tengkar, dia yang paling sabar. Dia

menasihatiku tanpa menghakimi aku. Aku meyakini

bahwa dialah orang yang selama ini kucari. Aku

paham, dialah orang yang paling kubutukan. Lika

liku hidup menjadi lebih mudah saat tangannya

kugenggam Apa pun yang akan terjadi, aku tahu

dia akan tetap disini

Aku ingin mengutuhkan perasaanku hanya

untuknya. Aku tak ingin lagi dengan siapa pun

selain dia. Dunia terlalu luas dan orang-orang

didalamnya terlalu banyak.


Tapi tak ada yang bisa menggantikan perannya

dalam hidupku sebab dia telah melebur ke

segalaku.


Semoga Tuhan mau mendengar permohonanku

tentang ini.


Semoga cintaku dan cintanya akan menjadi cinta

sejati.


See ulelaki baikku. Semoga takdi membuat kita

bersama yaa:)

Share:

Sunday, April 9, 2023

Seorang perempuan yang ku sebut "Wanitaku"

 Dek, aku sudah yakin untuk menjadikanmu

pelabuhan terakhir. Kita hanya tinggal menunggu

waktu di mana janji suci terucap dari lisanku. Nanti

ketika ikrar itu telah terpatri, aku berjanji tidak akan

mengingkari.


Kamu sudah banyak bercerita tentang

harapan-harapan berumah tangga. Aku pun

berangan akan memiliki keluarga yang bahagia.

Namun, Dek, kamu harus mengerti, hidup tidak melulu tentang kebahagiaan, pasti ada kalanya

Allah uji dengan kesedihan. Maaf ya, aku harus

mengutarakan ini, sebab khawatir kamu akan kecewa

ketika menghadapi kenyataan yang tidak sesuai

ekspektasi.


Jangan khawatir, meski begitu, aku akan selalu

mengusahkan yang terbaik untuk keluarga kecil

kita. Kamu jangan marah ketika Menginginkan

sesuatu, tetapi belum mampu kusanggupi. Tolong

beri waktu, ya.

"Sayang, maaf... aku belum bisa menuruti apa yang

kamu mau. Tolong doakan aku banyak rezeki agar

bisa mengabulkan segala permintaanmu," ucapku

seraya mengusap lembut rambutmu.


Tidak apa, kan? Kamu mau bersabar, ya, Dek?

Jika ada masalah, cerita ya. Atau jika ada


yang menyakiti, katakan saja. Aku yang akan

berdiri paling depan membelamu. Kamu saja rela

meninggalkan keluarga demi hidup bersamaku.

Bukankah jahat andai aku tak bisa menggantikan

peran ayahmu?


Dek, kamu juga pernah bilang khawatir dengan

perubahan fisik dan penampilan. Bahkan, kamu sampai takut aku berpindah ke lain hati, ya?

Tidak, Dek. Mungkin memang banyak perempuan

cantik di luar sana, tetapi kamu wanita tercantik

menurut pandanganku. Tidak apa-apa andai

tubuhmu sedikit melebar, bukankah lebih nyaman

untuk kupeluk? Atau kalau menurutmu berlebihan,

aku akan temani olahraga. Bagaimana?


Perihal kecantikan, aku turut berperan dalam

penampilanmu. Andai kamu lusuh, itu bukan karena

kamu yang gagal merawat diri, tetapi karena aku

yang tidak peduli. Nanti aku beri uang untuk

membeli baju-baju bagus. Kalau skincare dan make up habis, tinggal bilang, ya. Atau sesekali kita pergi

ke salon? Mau?


Dek, aku juga bukan manusia sempurna. Tentu

banyak kekurangan pada diriku. Karenanya, Allah

pertemukan kita untuk saling melengkapi. Maukah kamu melengkapi nya?... 

Share:

Bu, Aku ingin memperkenalkan calon ISTRI ku

 Maaf, Bu, sebelum kuperkenalkan bidadari yang

insyaallah akan menemani hidupku, izinkan aku

mengutarakan sesuatu.


Bu, perempuan yang akan kubawa ke rumah

adalah gadis cantik yang senyumnya mampu

membuat hatiku tertawan olehnya. Tentu saja

cantik menurut pandanganku, tetapi kuharap kau

akan berpendapat demikian ketika melihatnya

untuk pertama kali.


Nanti saat ia datang, tolong jangan banyak

berkomentar tentangnya, terutama soal

penampilan. Ketahuilah, Bu, gadis cantik itu telah

mempersiapkan segala sesuatu, hanya demi

memberikan kesan baik saat berjumpa denganmu.


Ketika datang, ia pasti akan malu-malu. Boleh minta

tolong untuk mencairkan suasana, Bu? Dekatilah,

ajaklah mengobrol sampai ia merasa nyaman.

Mungkin kau bisa bercerita panjang lebar. Atau kau

akan mengajaknya memasak bersama? Namun, tolong jangan dulu diperintah ini itu, ia hanya

datang sebagai tamu.


Sejak awal, dia khawatir tidak diterima olehmu.

Namun, aku selalu menekankan bahwa kau adalah

sosok yang baik. Nanti ketika ia datang, tolong

bantu aku untuk meyakinkan jika ucapanku benar adanya. 

Bu, andai nanti menemukan sesuatu dari dirinya

yang tak kau sukai, jangan marah, ya, apalagi

sampai menunjukkan kekesalan. Sungguh, ia

perasa sekali. Aku khawatir ia akan kepikiran

dan menjadi ragu untuk mendampingiku. Tolong

sampaikan saja padaku, aku yang akan mencari

jalan keluarnya, aku yang akan memikirkan baiknya

seperti apa, sebab aku tak ingin menyakiti dua

wanita yang begitu berarti di hidupku. Ibu dan

kekasihku adalah perempuan-perempuan yang

sangat ingin kujaga hatinya.


Di rumah, perempuan itu diperlakukan dengan baik

oleh orang tuanya. Nanti ketika Allah benar-benar

menakdirkan ia menjadi bagian dari keluarga ini,

kita perlakukan dengan baik juga, ya, Bu? Kita akan menjadi rumah kedua untuknya. Ibu bersedia?

Share:

Untuk Lelaki yang ingin Menyembuhkan Luka

 Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih atas cinta yang telah kau berikan. Namun, maaf jika rasamu tak mendapat balasan. Sebuah pernyataan cinta yang justru selalu kujawab, "Maaf ya, aku belum siap."

Aku tidak mengerti apakah kau datang dengan

ketulusan atau hanya sekadar penasaran.

Karena kebanyakan manis di awal, dan berakhir

menorehkan luka. Maaf, ya, kau harus bertemu

perempuan dengan ketakutan-ketakutan seperti

ini. Namun, memang luka lamaku belum sembuh

seutuhnya.


Barangkali kau memang tulus, sebab kau pernah

bilang, "Aku temani kamu dulu, kalau pada akhirnya

kamu tidak memilihku, ya tidak apa-apa."


Apa kau mau bersabar menunggu kunci beralih

ke tanganmu? Namun, bagaimana jika kunci itu

terus dikuasai penghuni lama? Bukankah akan menyakitkan untukmu?


Andaipun kau memiliki kunci cadangan dan

berhasil masuk. Apakah kau tidak akan terkejut

ketika melihat ruangan begitu berserakan? Apalagi

ada pecahan kaca yang mungkin bisa melukai

kakimu. Kau pasti tidak mau terluka, bukan?


Tunggu, ya. Aku rapikan dulu. Aku sungguh belum

siap menerima tamu.


Atau, bolehkah kusarankan agar kau mencari hati

lain saja? Pintu yang telah terbuka lebar menerima

kedatanganmu, bukan seperti aku yang dipenuhi

luka masa lalu. Pun, aku tidak cukup istimewa

untuk kau tunggu. Kau berhak berbahagia 

Andai benar aku tidak memilihmu, apakah

menurutmu aku jahat?

Hatiku memang sudah tidak berpenghuni, tetapi

pintu masih terkunci rapat-rapat. Tampaknya kunci

masih dipegang oleh penghuni lama. Aku bahkan

tidak tahu ia simpan di mana.


Kau jangan memaksa mendobraknya, sebab

khawatir akan menggoreskan luka di hatiku. Pun

barangkali dengan tubuhmu. Kita tentu tidak ingin

sama-sama terluka, ya.

dengan perempuan yang lebih dari sekadar aku.

Share:

Laki-laki baik yang aku temui didunia ini

 Hai!


Maaf, aku masih menulis tentangmu, meski

barangkali susunan aksara ini tak sudi terjamah

olehmu. Namun, andai kelak tak sengaja kau

membacanya, semoga aku telah sembuh dari

luka, aku sudah mampu melepasmu dengan rela,

aku telah menjadi aku yang kau temui sebelum

mencintaimu, aku yang sudah tak lagi merasakan

debar saat tak sengaja menatapmu samar.


Maaf, andai semua coretanku membuat semua

orang berpersepsi negatif tentangmu. Sungguh

tak ada niat sedikitpun membuat namamu buruk.

Kau tahu, aku adalah wanita yang mati-matian

meyakinkan dunia bahwa kau adalah salah satu

orang baik yang pernah kutemui di dunia ini.


Aku meyakini bahwa kebaikan itu benar adanya.

Bahkan sampai hubungan kita telah berakhir

sekalipun, kebaikan-kebaikan itu masih tetap

tertinggal di hati. Kau yang sama sekali tak pernah bernada tinggi, kau yang mengajariku menjadi baik

hati, sebab kau tahu aku adalah sosok pendendam

sejati.


Berbulan-bulan setelah kita usai, aku masih

berharap hubungan kita tak benar-benar selesai.

Selama itu pula aku masih memikirkan cara agar

hubungan kita direstui semesta. Namun, semua

harapanku pupus setelah kuketahui kau telah

bersama dia. Bahkan, aku harus dihadapkan pada kenyataam pahit bahwa kau telah mendekatinya

sejak kita masih bersama.


Pertanyaanku hanya satu, mengapa? Kau lelah

berjuang, ya? Berat sekali jalan yang harus


kita lalui, ya? Kau pasti letih selalu mendapat

penghinaan dan bahkan terus disalahkan? Kau

pasti berpikir hubungan kita tak bisa diselamatkan,

hingga mencari cadangan?


Andai benar demikian, mengapa tak kau putuskan

hubungan denganku terlebih dahulu? Mengapa

harus menunggu aku yang mengakhiri? Berat

sekali saat kuketik kata break yang kuimbuhi

dengan kalimat, "Kalau diantara kita sudah lelah

menunggu dan memilih mencari pengganti, tolong

kabari."


Kini kutahu mengapa kau tak mengabari, sebab kau sudah mendapatkan penggati sebelum kita usai.


Terlepas dari kekecewaanku, aku tidak bisa

sepenuhnya menyalahkanmu. Aku akan menjadi

keterlaluan jika kubilang kau jahat, padahal

sebelumnya aku telah menyaksikan kau berjuang

dengan hebat.


Kesimpulan dari perjalanan kita adalah kita tidak

ditakdirkan berjodoh. Itu saja.

Share:

Thursday, January 12, 2023

SURGA SEBELUM MATI

Suatu ketika. Sejak siang. Hingga malam pukul delapan. Salah satu grup WhatsApp ramai sekali. Grup itu isinya para intelektual. Para cendekiawan. Para mahasiswa pascasarjana, para dosen, termasuk juga aktivis.


Biasa. Saat berdiskusi. Masing-masing selalu menyertakan argumen. Mulai dari yang paling dangkal. Sampai argumen yang dalam. Mulai yang paling rasional, sampai argumen-argumen yang asal.

Temanya macam-macam. Mengalir saja. Sekitar filsafat, teologi, tasawuf, politik, lingkungan, dan berbagai macam pemikiran. Termasuk juga isme-isme modern. Namun, tidak jarang juga diskusinya mengalir ke hal-hal yang tidak penting. 


Siang itu. Mereka membahas tentang surga. Entah mengapa tema itu muncul. Seperti biasa. Mereka mengajukan pendapat dengan berbagi argumen. Mulai dari ayat Alquran.  Sampai kitab-kitab para ulama. Berbagai perspektif muncul. Termasuk berbagai pendekatannya.


Bagi saya, itu tidak menarik. Padahal. Saya menunggu ide-ide yang menarik. Saya menunggu apa yang baru dari mereka. Sejak siang saya menyimak. Baru sekitar pukul delapan malam. Ada satu komentar yang menurut saya menarik. 


Dia menulis begini. "Di era modern masih bahas surga? Bukankah surga yang nyata adalah kebahagiaan di dunia?" Kurang lebih seperti ini. Saya tidak tahu persis apa maksud kalimat itu. Tapi. Bagi saya. Baru itu kalimat yang bermutu. Meski singkat. Namun padat. 


Saya komentari kalimat itu. Yang pada intinya memberi apresiasi. Saya mengatakan bahwa, semua komentar bagus. Namun, baru itu kalimat yang sangat cadas. Sejak siang tadi, baru ini kalimat yang bermutu. 


Saya tidak mengenal siapa dia. Tapi. Dari gaya bahasa yang digunakan. Dia adalah orang yang sudah sangat mengerti banyak persoalan. Mungkin dia melihat banyak ketidakadilan di dunia ini. Banyak masalah dalam berbagai hal. Sehingga ada rasa prihatin terhadap itu.  

Saya rasa begitu. Karena sehari-hari. Saya berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai masalah. Mulai dari masalah berat dan rumit. Sampai masalah yang remeh-temeh. Sehingga, saya anggap kalimat di atas berkisar di wilayah itu.


Baiklah. Kita sudah sejak kecil diajarkan konsep tentang surga. Juga neraka. Sudah lengkap. Tidak ada masalah. Lalu apa? Itulah pertanyaan yang perlu dijawab. Kita sudah mendapat gambaran yang sangat lengkap tentang surga. Juga bagaimana mendapatkannya. Lalu apa? Sekali lagi. Ini pertanyaan yang perlu dijawab. 


Bagi saya. Pekerjaan beratnya adalah bagaimana menghadirkan surga itu di kehidupan ini. Sehingga manusia tidak perlu menunggu mati untuk mencapai surga. Soal surga setelah mati. Itu tanggung jawab masing-masing. Tapi untuk menghadirkan surga bagi manusia di dunia ini, itu tanggung jawab kita bersama. 


Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia kekurangan makanan? Atau kita akan membiarkan mereka hanya makan satu hari sekali. Dan itu juga tidak layak. Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita menderita karena kemiskinan? Dan mereka hidup dalam kondisi yang serba terbatas?


Apakah kita akan membiarkan orang terus-menerus bertengkar karena kekurangan uang belanja. Atau karena hal lain. Apakah kita akan membiarkan surga yang imajinatif itu justru dijadikan alat untuk memeras keringat sebagian manusia? Dengan bujukan bahwa setiap lelah akan menjadi pahala? 


Apakah kita akan membiarkan sebagian dari spesies kita terzalomi oleh sebagian yang lain? Bahasa halus dari tertindas. Tertindas karena korupsi di suatu negara merajalela. Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia tersakiti karena sistem yang tidak memihak pada mereka?


Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita saling membunuh demi makanan? Mengemis demi mengisi perut? Apakah kita akan membiarkan sebagian spesies kita memakan tanah yang dikeringkan. Sebagaimana yang terjadi di sebagian negara Afrika? Dan itu terjadi karena adanya keserakahan sebagian manusia.


Apakah kita akan membiarkan sebagian manusia menderita busung lapar. Karena kurang gizi. Sementara sebagian yang lain hidup dengan kekayaan melimpah. Bahkan tidak akan habis sampai beberapa keturunan.


Para orang kaya bisa relatif tenang beribadah menyembah tuhannya. Demi mendapatkan surga yang diimajinasikan. Sementara yang lain. Masih harus berjibaku dengan banyak hal ketika azan berkumandang. Betapa tidak adilnya kehidupan semacam itu. 


Para pemikir besar selalu berangkat dari keprihatinan semacam itu ketika mereka mulai menyusun pemikirannya. Berangkat dari berbagai masalah semacam itu, dengan tujuan membuat kondisi dunia ini lebih baik. 


Jadi. Sangat kurang tepat jika kita mendalami pemikiran. Namun pemikiran itu hanya berhenti di kepala saja. Karena tidak akan ada dampak apa-apa. Karena itu. Menurut saya. Mempelajari filsafat maupun pemikiran. Maupun ilmu-ilmu apa saja. Harus ada tujuannya. Yaitu membuat kondisi kemanusiaan menjadi lebih baik. 


Jadi, kembali soal surga. Kita sudah sepakat bahwa amal baik akan diberi pahala sebagai tiket masuk surga. Agar bisa menikmati segala nikmat yang ada di dalamnya. Namun. Alangkah egoisnya kita. Jika kita hanya memikirkan diri kita masing-masing untuk mencapai itu. Tanpa memikirkan yang lain.


Kita semua sudah sepakat dengan surga yang imajinatif itu. Bahwa jika melakukan kebaikan, kita akan diberi tiket untuk masuk ke surga setelah mati nanti. Namun. Pekerjaan besarnya adalah. Bagaimana menghadirkan itu di dunia ini. Agar semua orang bisa menikmati. Tanpa perlu mati.


Surga di dunia itu, bagaimana menjadikan planet ini planet yang damai. Semua yang hidup di permukaannya tercukupi kebutuhannya. Karena jika sebagian manusia tidak serakah, kelaparan tidak akan terjadi. Apa yang kita sebut dengan kemiskinan tidak terjadi. Karena setiap manusia telah dijamin oleh Tuhan setiap kebutuhannya.


Kita bisa bayangkan bagaimana surga bisa dinikmati semua orang di permukaan planet ini. Kehidupan yang damai, aman, tanpa permusuhan. Semua kebutuhan tercukupi. Tanpa harus bersusah-susah memeras keringat untuk orang lain. Tanpa harus memeras keringat demi upah yang tidak seberapa.


Semua isi planet ini, sebetulnya diciptakan untuk manusia. Bukan untuk dirusak. Tapi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari berbagai jenis makanan, maupun minuman. Begitu juga udara yang bisa dihirup secara gratis. Matahari yang memberi hangat pada tubuh. Dan seterusnya. Itu semau adalah nikmat. Kita semua harus bersyukur atas semua nikmat yang banyak itu.


Namun, sebagian manusia memilih untuk serakah. Mengambil lebih banyak dari kebutuhannya. Bahkan, mereka merusak alam. Dan setelah alam rusak, ditinggal begitu saja. Mereka juga mengambil hak orang lain. Menyebabkan sebagian manusia hidup kekurangan. Mereka menciptakan sistem yang merugikan sebagian manusia lain. Sistem yang menyebabkan orang lain menderita. Sistem yang tidak adil. 


Mungkin. Salah satu cara agar manusia bisa menghadirkan surga di dunia adalah bahwa mereka semua harus sadar. Bahwa Tuhan telah memberi mereka banyak nikmat. Yang mana jika merek mencoba untuk menghitung semua nikmat itu, mereka tidak akan bisa menghitung seluruhnya. Dan itu semua cukup untuk menjadikan planet ini sebagai surga. Tentu jika mereka tidak serakah. Karena itu, selain bersyukur atas segala nikmat, sifat serakah juga harus dikesampingkan. Agar surga bisa menikmati, tanpa perlu mati. [] 


BKT, Dec 2022

Share:

Definition List

Support